Thursday 30 May 2013

CARA MEMBUAT BASO IKAN

Baso adalah campuran homogen daging, tepung pati dan bumbu yang telah mengalami proses ekstraksi dan pemasak. Cara pembuatan baso tidak sulit. Daging digiling halus dengan screw extruder, kemudian dicampur dengan tepung dan bumbu di dalam alat pencampur yang khusus sehingga bahan tercampur menjadi bahan pasta yan sanat rata dan halus. Setelah itu pata dicetak bebentuk bulat dan direbus sampai matang. Baso yang bermutu bagus dapat dibuat tanpa penambahan bahan kimia apapun.


BAHAN PEMBUATAN BASO IKAN:

1) Ikan. Ikan yang digunakan adalah ukuran sedang dan besar, seperti ikan tongkol, tuna (sisiak), beledang, tenggiri, dan gabua. Ikan harus seger, semakin segar semakin baik. Ikan segar yang baru ditangkap paling baik digunakan. Ikan yang akan dijadikan baso lebih baik dibekukan secara cepat sebelum digiling. Ikan beku akan memberikan rasa dan aroma baso yang lebih gurih.

2) Tapioka

3) Bumbu-bumbu. Rempah-rempah apa saja dapat dijadikan bumbu. Akan tetapi biasanya pengusaha baso menggunakan bawang merah, bawang putih, merica bubuk dan garam.

4) Telur. Telur tidak selalu digunakan. Telur apa saja dapat digunakan.

5) Sodium tripoli fosfat. Bahan kimia ini berfungsi sebagai pengemulsi sehingga dihasilkan adonan yang lebih rata (homogen). Adonan yang lebih rata akan memberikan tekstur baso yang lebih baik.


PERALATAN

1) Penggiling dan Pencampur. Alat ini terdiri dari bagian penggiling baso berupa screw extruder dan pencampur adonan. Pncampur adonan berupa piring baja yang dilengkapi pengaduk sentrifugal yang dipasang mendatar. Pengaduk tersebut berputar dengan kecepatan tinggi sehingga bahan-bahan yang tidak liat dan tidak keras akan dihancurkan.

 2) Ketel perebus. Alat ini digunakan untuk merebus baso mentah menjadi matang. Pengusaha baso biasanya menggunakan panci sebagai ketel perebus.


CARA PEMBUATAN

1) Proses Pendahuluan

Proses pendahuluan dilakukan untuk penyiangan, dan filleting.

a) Penyiangan

- Mula-mula sisik disikat dari ekor mengarah ke kepala dengan sikat ikan tanpa melukai dagingnya. Kemudian ikan dicuci, dan sisik yang tertinggal dibuang.

- Bagian di bawah insang dipotong tanpa menyebabkan kepala ikan terpotong. Kemudian perut ikan dibelah dari anus ke arah insang tanpa melukai jeroannya.

- Perut yang sudah terbelah dibuka. Jeroan dan insang dibuang. Bagian dalam perut disikat dengan ujung pisau untuk membuang sisa-sisa darah.

- Setelah itu, ikan dicuci sampai bersih.

b) Filleting

- Daging rusuk di sayat dari arah kepala ke ekor sehingga diperoleh fillet. Daging yang tersisa pada tulang dikerok dengan pisau dan dicampurkan dengan fillet.

- Kulit pada fillet dikelupas dan dipisahkan. Kulit ini tidak digunakan untuk membuat baso.

c) Pembekuan fillet

- Fillet dibekukan secara cepat. Kemudian digiling sampai halus menjadi bubur ikan.

- Fillet tidak harus dibekukan, dan dapat langsung digiling.


2) Penyusunan Bahan Baso

Komposisi bahan penyusun baso tergantung kepada rasa baso yang diinginkan. Semakin banyak kandungan ikan, semakin enak rasa basonya.

3) Penggilingan Ikan Menjadi Adonan Baso

Bubur ikan diaduk dan lebih dihaluskan di dalam bagian alat pencampur adonan. Setelah bubur ikan benar-benar rata dan halus ditambahkan bumbu, sodium tripolifosfat, dan tepung sedikit demi sedikit sambil terus diaduk dengan kecepatan tingi. Selama pengadukan, ditambahkan butiran atau bongkahan es. Pengadukan dianggap selesai jika terbentuk adonan  yang rata, halus dan dapat dibulatkan bila di remas dengan tangan, kemudian dikeluarkan melalui lobang yang dibentuk oleh telunjuk dan ibu jari.

4) Pembuatan Bulatan Baso Mentah dan Perebusan

Adonan diremas-remas dengan telapak tangan, kemudian dibuat bulatan dengan meremas-remas adonan, kemudian dikeluarkan melalui lobang yang dibentuk oleh telunjuk dan ibu jari. Dengan bantuan ujung sendok terbalik, bulatan adonan secara cepat dimasukkan ke dalam air mendidih. Bila sudah matang, baso akan mengapung. Baso ini dibiarkan mengapung selama 5 menit, kemudian diangkat untuk ditiriskan. Hasil yang diperoleh disebut baso ikan.

5) Penyimpanan

Baso merupakan bahan basah yang mudah rusak. Agar dapat tahan lama, baso harus disimpan di dalam ruang pembeku (freezer) dalam kemasan plastik tertutup rapat. Suhu freezer hendaknya di bawah -180C.


PEMBUATAN KUAH BASO

1) Kuah baso merupakan kaldu daging yang dibumbui. Kebanyakan kuah baso berupa kaldu yang sangat encer karena sangat sedikit menggunakan daging. Kuah baso seperti ini biasanya ditambah monosodium glutamat (MSG) dalam jumlah tinggi (sampai 2% atau 20 gram per liter kuah).

2) Agar kuah baso terasa enak, daging yang digunakan untuk membuat baso sekurang-kurangnya 10% dari jumlah kuah baso yang dihasilkan. Kuah baso seperti itu tidak perlu ditambah MSG.

3) Bahan

a. Air (4 liter)

b. Daging cincang kasar (300 gram)

c. Tulang cincang kasar (250 gram)

d. Bawang putih digiling halus (150 gram)

e. Bawang merah digiling halus (150 gram)

f. Merica halus (25 gram)

g. Seledri segar (5 tangkai)

h. Pala cacahan kasar (10 gram)

i. Kapulaga/gardamungu (4 buah)

j. Garam (secukupnya)

4) Cara Pengolahan

a. Daging cincang dan tulang direbus di dalam air mendidih selama 30 menit.

b. Bawang putih, bawang merah dan merica yang telah digiling halus ditumis dengan sedikit minyak sampai harum.

c. Semua bumbu, kecuali seledri dimasukkan ke dalam rebusan daging dan tulang yang mendidih. Sepuluh menit kemudian ditambahkan irisan seledri, dan kuah baso tetap dibiarkan mendidih sebentar, kemudian diangkat, hasil yang diperoleh adalah kuah baso yang enak dan gurih tanpa bahan kimia tambahan.

Wednesday 29 May 2013

PEMBUATAN BUBUK KEDELAI UNTUK MINUMAN

Kacang-kacangan dan biji-bijian seperti kacang kedelai, kacang tanah, biji kecipir, koro, kelapa dan lain-lain merupakan bahan pangan sumber protein dan lemak nabati yang sangat penting peranannya dalam kehidupan. Asam amino yang terkandung dalam proteinnya tidak selengkap protein hewani, namun penambahan bahan lain seperti wijen, jagung atau menir adalah sangat baik untuk menjaga keseimbangan asam amino tersebut.

Kacang-kacangan dan umbi-umbian cepat sekali terkena jamur (aflatoksin) sehingga mudah menjadi layu dan busuk. Untuk mengatasi masalah ini, bahan tersebut perlu diawetkan. Hasil olahannya dapat berupa makanan seperti keripik, tahu dan tempe, serta minuman seperti bubuk dan susu kedelai. Kedelai mengandung protein 35 % bahkan pada varitas unggul kadar proteinnya dapat mencapai 40 - 43 %. Dibandingkan dengan beras, jagung, tepung singkong, kacang hijau, daging, ikan segar, dan telur ayam, kedelai mempunyai kandungan protein yang lebih tinggi, hampir menyamai kadar protein susu skim kering.

Bila seseorang tidak boleh atau tidak dapat makan daging atau sumber protein hewani lainnya, kebutuhan protein sebesar 55 gram per hari dapat dipenuhi dengan makanan yang berasal dari 157,14 gram kedelai. Kedelai dapat diolah menjadi: tempe, keripik tempe, tahu, kecap, susu, dan lain-lainnya. Proses pengolahan kedelai menjadi berbagai makanan pada umumnya merupakan proses yang sederhana, dan peralatan yang digunakan cukup dengan alat-alat yang biasa dipakai di rumah tangga, kecuali mesin pengupas, penggiling, dan cetakan.

Komposisi Kedelai per 100 gram Bahan : (KOMPONEN KADAR (%) )

Protein 35-45 %

Lemak 18-32 %

Karbohidrat 12-30 %

Air 7 %


Perbandingan Antara Kadar Protein Kedelai Dengan Beberapa Bahan Makanan Lain (BAHAN MAKANAN PROTEIN DLM % BERAT )

Susu skim kering 36,00

Kedelai 35,00

Kacang hijau 22,00

Daging 19,00

Ikan segar 17,00

Telur ayam 13,00

Jagung 9,20

Beras 6,80

Tepung singkong 1,10 

Bubuk kedelai digunakan sebagai minuman segar, karena mempunyai nilai gizi yang sangat tinggi. Kada protein bubuk kedelai lebih tinggi daripada whole milk maupun skimmed milk. Apabila ditinjau dari kadar protein saja, maka bubuk kedelai dapat digunakan untuk mengganti susu (milk). Dibuat dengan cara menggoreng kedelai tanpa minyak (sangrai), kemudian dihalus sampai menjadi bubuk.


BAHAN BAKU UTAMA : Kedelai

PERALATAN YANG DIGUNAKAN :

1) Alat penumbuk

2) Tampah (nyiru)

3) Ember plastik

4) Ayakan halus

5) Kompor

6) Alat penggorengan (wajan tanah)

7) Stoples


CARA PEMBUATAN :

Ada dua macam cara pembuatan yaitu :

A. Penggorengan sangrai langsung

B. Penggorengan sangrai dengan perendaman



A. Penggorengan Sangrai Langsung (tanpa minyak)

1) Bersihkan kedelai;

2) Panaskan wajan tanah selama 15 menit untuk mendapatkan panas yang merata. Kemudian goreng kedelai tersebut di atas wajan tanah sambil diaduk terus-menerus. Lakukan selama 15 menit (sampai pecah kulitnya);
 
3) Angkat dan dinginkan selama 5~10 menit lalu tampi untuk menghilangkan abu dan kulit yang telah terpisah dari biji;

4) Tumbuk kasar untuk memisahkan kulit dan biji, lalu tampi lagi sampai tidak ada kulitnya;

5) Kemudian tumbuk sampai halus, lalu ayak;

6) Simpan bubuk kedelai dalam stoples.


B. Penggorengan Sangrai dengan Perendaman

1) Bersihkan kedelai, rendam selama 4 jam sampai kulitnya pecah sehingga getah yang terdapat antara kulit dan bijinya keluar;

2) Remas-remas dengan tangan untuk memisahkan kulitnya, kemudian cuci kedelai yang telah terkupas dengan air, setelah itu tiriskan selama 15 menit;

3) Jemur di bawah sinar matahari selama 1 hari sampai kering betul di atas tampah;

4) Setelah kering goreng di atas wajan tanah yang telah dipanaskan dulu selama 15 menit;

5) Angkat dan pindahkan ke dalam tampah untuk didinginkan dalam keadaan terbuka selama 15 menit;

6) Kemudian tampi untuk memisahkan kulit yang masih ada. Pisahkan lembaga-lembaga yang hangus, karena akan mempengaruhi warna dan rasa bubuk kedelai yang dihasilkan;

7) Selanjutnya tumbuk sampai halus dalam lesung kayu dan ayak;

8) Simpan bubuk kedelai dalam stoples atau kaleng yang dapat ditutup rapat.


Catatan :

Bubuk kedelai harus disimpan dalam tempat yang tertutup rapat karena mudah menyerap air dari udara bebas, dan juga untuk mencegah tumbuhnya jamur (kapang) yang dapat merubah bau, rasa, dan warna.


CARA MEMBUAT BEDAK DINGIN BENGKUANG

Bedak adalah campuran tepung pati dengan bahan pengharum, kadang-kadang ditambah dengan bahan pelembab, penahan sinar ultrafiolet dan antiseptik. Bedak dingin adalah bedak tradisional dibuat dari beras dengan campuran potongan bunga mawar, melati kenanga, sedap malam, cempaka, dan irisan daun pandan.

BAHAN PEMBUATAN BEDAK DINGIN BENGKUANG

1) Bengkuang

2) Air

3) Tepung beras

4) Bahan pewangi berupa : bunga mawar 5 kuntum, bunga kenanga 5 kuntum, daun pandan 10 lembar ,bunga melati setengah genggam, bunga cempaka setengah genggam, dan bunga sedap malam setengah genggam.


PERALATAN YANG DIPERLUKAN :

1) Parutan

2) Kain saring

3) Wadah

4) Tempat penjemur


CARA PEMBUATAN :

1) Pembuatan Pasta Pati Bengkuang

a. Pemarutan. Bengkuang dikupas, kemudian dicuci dan diparut, 1 parutan disebut dengan bubur bengkuang.

b. Ekstraksi pati. Bubur bengkuang diencerkan dengan menambah air. Setiap 1 liter parutan ditambah dengan 1 liter air. Bubur encer diaduk-aduk kemudian disaring dengan kain saring. Pati bengkuang bersama cairan akan lolos, sedangkan serat kasar dan bahan-bahan kasar akan tertahan pada kain saring. Cairan yang lolos tersebut didiamkan selama 4~5 jam sehingga patinya mengendap sebagai lapisan pasta. Endapan pati tersebut disebut dengan pasta pati Dilapisan pasta terdapat air yang agak jernih. Lapisan pasta pati diambil dengan membuang air yang berada di atasnya.


2) Pembuatan Tepung Beras Basah

Beras dicuci sampai bersih, kemudian direndam di dalam air semalaman. Perendaman dapat juga dilakukan sampai 2 malam sehingga rendaman agak berbau asam. Setelah itu air perendam dibuang,berasnya ditiriskan sampai beras agak kering. Setelah itu beras ditumbuk atau digiling sampai halus. Hasilnya disebut dengan tepung beras basah.

3) Pembuatan Bedak Basah

Pembuatan bedak basah. Pasta pati bengkuang dicampur dengan tepung beras basah. Setiap 1 kg pasta pati bengkuang dicampur dengan 1 kg tepung beras basah Campuran ini diaduk-aduk sampai rata. Setelah itu dibentuk menjadi bualatan sebesar kelereng bulatan tersebut kemudian dipipihkan dengan jari tangan. Bulatan pipih ini disebut dengan bedak basah.

4) Pembuatan Campuran Pengharum

Bunga mawar dipreteli dengan melepaskan kelopaknya. Sedangkan bunga kenanga dan daun pandan diiris-iris. Potongan bunga mawar, irisan bunga kenanga, irisan daun pandan bunga melati, bunga cempaka dan bunga sedap malam dicampur dan diaduk sampai rata. Campuran ini disebut pengharum. Setiap 1 kg bedak basah memerlukan bunga mawar 5 kuntum, bunga kenanga 5 kuntum, daun pandan 10 lembar ,bunga melati setengah genggam, bunga cempaka setengah genggam, dan bunga sedap malam setengah genggam.

5) Pengeringan dan Pemberian Pengharum

a. Bedak basah dikeringanginkan selama 2 jam, kemudian dicampur dengan pengharum. Campuran ini dikeringanginkan lagi selama 2 jam.

b. Setelah pengeringanginan campuran bedak dan pengharum dijemur dengan sinar matahari sampai kering. Selama pengeringan dilakukan pembalikan beberapa kali.

6) Pemakaian

Bedak ini dipakai seperti memakai bedak beras. Kepingan bedak ditambah air, kemudian dihaluskan. Selanjutnya dilulurkan ke kulit wajah, tangan dan kaki.

Tuesday 28 May 2013

CARA MEMBUAT BASO DAGING

Baso adalah campuran homogen daging, tepung pati dan bumbu yang telah `1mengalami proses ekstrusi dan pemasakan. Cara pembuatan baso tidak sulit.Daging digiling halus dengan screw extruder, kemudian dicampur dengan tepung dan bumbu di dalam alat pencampur khusus sehingga bahan tercampur menjadi bahan pasta yang sangat rata dan halus. Setelah itu pasta dicetak berbentuk bulat dan direbus sampai matang. Baso yang bermutu bagus dapat dibuat tanpa penambahan bahan kimia apapun.

BAHAN PEMBUATAN BASO

1) Daging. Segala jenis daging dapat dijadikan baso. Daging harus segar, semakin segar semakin baik. Daging segar yang baru keluar dari rumah potong paling baik digunakan. Daging yang akan dijadikan baso lebih baik dibekukan secara cepat sebelum digiling. Daging beku akan memberikan rasa dan aroma baso yang lebih gurih.

2) Tapioka

3) Bumbu-bumbu. Rempah-rempah apa saja dapat dijadikan bumbu. Akan tetapi biasanya pengusaha baso menggunakan bawang merah, bawang putih, merica bubuk dan garam.

4) Telur. Telur digunakan agar adonan lebih halus, dan rasanya lebih enak. Walaupun demikian, telur tidak selalu digunakan dalam pembuatan baso. Telur ayam, itik dan puyuh dapat digunakan.

5) Sodium tripoli fosfat. Bahan kimia ini berfungsi sebagai pengemulsi sehingga dihasilkan adonan yang lebih rata (homogen). Adonan yang lebih rata akan memberikan tekstur baso yang lebih baik.


PERALATAN YANG DIPERLUKAN :

1) Penggiling dan Pencampur. Alat ini terdiri dari bagian penggiling baso berupa extruder dan pencampur adonan. Pencampur adonan berupa piring baja yang dilengkapi pengaduk sentrifugal yang dipasang mendatar. Pengaduk tersebut berutar dengan kecepatan tinggi sehingga bahan-bahan yang tidak liat dan tidak keras akan dihancurkan.


2) Ketel Perebus. Alat ini digunakan untuk merebus baso mentah menjadi matang. Pengusaha baso biasanya menggunakan panci sebagai ketel perebus.


CARA PEMBUATAN :

1) Pembekuan Daging dan Penggiling Daging

Daging dibekukan secara cepat. Kemudian digiling sampai halus menjadi bubur daging. Proses ini tidak harus dilakukan. Daging segar bisa langsung digiling tanpa pembekuan terlebih dahulu.

2) Penyusunan Bahan Baso

Komposisi bahan penyusun baso tergantung kepada rasa baso yang diinginkan. Semakin banyak kandungan ikan, semakin enak rasa basonya.

3) Pembuatan Adonan Baso

Bubur daging diaduk dan lebih dihaluskan di dalam bagian alat pencampur adonan. Setelah bubur ikan benar-benar rata dan halus ditambah bumbu, sodium tripolifosfat, dan tepung sedikit demi sedikit sambil terus diaduk dengan kecepatan tinggi. Selama pengadukan, ditambahkan butiran atau bongkaran es. Pengadukan dianggap selesai jika terbentuk adonan yang rata, halus dan dapat dibulatkan bila di remas dengan tangan, kemudian dikeluarkan melalui lobang yang dibentuk oleh telunjuk dan ibu jari.

4) Pembuatan Bulatan Baso Mentah dan Perebusan

Adonan diremas-remas dengan telapak tangan, kemudian dibuat bultan dengan meremas-remas adonan, kemudidan dikeluarkan melalui lobang yang dibentuk oleh telunjuk dan ibu jari. Setelah itu dengan bantuan ujung sendok terbalik, bulatan adonan secara cepat dimasukkan ke dalam air mendidih. Bila sudah matang, baso akan mengapung. Baso ini dibiarkan mengapung selama 5 menit, kemudian diangkat untuk ditiriskan. Hasil yang diperoleh disebut baso daging.


5) Penyimpanan

Baso merupakan bahan basah yang mudah rusak. Agar dapat tahan lama, baso harus disimpan di dalam ruang pembeku (freezer) dalam kemasan plastik tertutup rapat. Suhu freezer hendaknya di bawah –180C.

6) Pembuatan Kuah Baso

Kuah baso merupakan kaldu daging yang dibumbui untuk memakan baso. Kebanyakan kuah baso berupa kaldu yang sangat encer karena sangat sedikit menggunakan daging. Kuah baso seperti ini biasanya ditambah monosodium glutamat (MSG) dalam jumlah tinggi (sampai 2% atau 20 gram per liter kuah). Agar kuah baso terasa enak, daging digunakan untuk membuat baso sekurang-kurangnya 10% dari jumlah kuah baso yang dihasilkan. Kuah baso seperti itu tidak perlu ditambah MSG.

a) Bahan

- Air (4 liter)

- Daging cincang kasar (300 gram)

- Tulang cincang kasar (250 gram)

- Bawang putih digiling halus (150 gram)

- Bawang merah digiling halus (150 gram)

- Merica halus (25 gram)

- Seledri segar (5 tangkai)

- Pala cacahan kasar (10 gram)

- Kapulaga/gardamungu (4 buah)

- Garam (secukupnya)

b) Cara Pengolahan

- Daging cincang dan tulang direbus di dalam air mendidih selama 30 menit.

- Bawang putih, bawang merah dan merica yang telah digiling halus di tumis dengan sedikit minyak sampai harum.

- Semua bumbu, kecuali seledri dimasukkan ke dalam rebusan daging dan tulang yang mendidih. Sepuluh menit kemudian ditambahkan irisan seledri, dan kuah baso tetap dibiarkan mendidih sebentar, kemudian di angkat. Hasil yang diperoleh adalah kuah baso yang enak dan gurih tanpa bahan kimia tambahan.


CARA MEMBUAT ACAR BAWANG

CARA MEMBUAT ACAR BAWANG

BAHAN
1) Bawang putih 1 kg
2) Air 2 gelas

BUMBU
1) Cuka larutan ¼ gelas
2) Gula pasir ½ sendok makan
3) Garam 1 sendok makan

CARA PEMBUATAN
1) Bawang putih dikupas, dimasukkan kedalam stoples.
2) Dimasukkan air cuka, garam, gula pasir, ditutup rapat.
3) Dibiarkan 4 hari tertutup.

Keterangan :
Boleh juga diberi cabe merah.


CARA MEMBUAT ACAR BAWANG MERAH

BAHAN
1) Bawang merah ¼ kg
2) Air 2 gelas

BUMBU
1) Garam 1 sendok makan
2) Cuka 5 sendok makan

CARA PEMBUATAN
1) Cuka dan garam direbus dengan air 2 gelas sampai mendidih.
2) Dibiarkan sampai dingin.
3) Bawang merah, dikuliti dan dicuci.
4) Dimasukkan dalam air cuka sampai terendam betul.

Friday 24 May 2013

CARA MEMBUAT SIRUP MARKISA



Sirup adalah cairan berkadar gula tinggi. Untuk rasa dan flavor, sirup dilarutkan dengan sari buah, atau larutan gula ditambah dengan buah. Sirup markisa dapat disimpan lama tanpa penambahan bahan dan tanpa sterilisasi karena tingginya kadar gula (67,5%) dan rendahnya pH (di bawah 4,0). Pembuatan sirup markisa cukup mudah, dan dapat dikerjakan dengan alat sederhana. Pada tulisan ini dijelaskan pengelolaan sirup markisa untuk industri kecil.

BAHAN

1) Markisa. Buah yang digunakan adalah buah yang sudah matang sempurna.

2) Gula psir putih bersih. Gula digiling ata diblender sampai halus.

3) Natrium bisulfit. Bahan ini digunakan untuk mencegah reaksi pencoklatan pada sari buah markisa.

4) Bahan pewarna kuning untuk minuman dan makanan.

5) Air berkaporit 4-8 ppm. Untuk membuat 1 m3 air berkaporit dilakukan dengan melarutkan 4 sampai 8 g kaporit ke dalam 1 m3 air bersih.
 
6) Larutan CMC. Bahan ini digunakan utnuk mengentalkan sirup. Sebelum digunakan, CMC direndam di dalam air selama semalam. Setiap 1 gram CMC direndam di dalam 50 ml air. Setelah itu, dilakukan pengadukan agar semua CMC terlarut.


PERALATAN

1) Pisau dan talenan. Alat ini digunakan untuk membelah buah markisa yang akan diekstrak cairan buahnya.

2) Ember atau baskom plastik. Alat ini digunakan untuk menampung cairan (sari buah) dari hasil pemerasan markisa.

3) Kain saring. Alat ini digunakan untuk menyaring sari markisa.

4) Panci tahan asam. Alat ini digunakan untuk memasak sirup markisa.

5) Pemisah cairan buah. Alat ini digunakan untuk memisahkan cairan dari biji dan pulp. Ada dua jenis alat yang dapat digunakan untuk pemisah, yaitu alat pres , dan pemisah sentrifugal 


CARA PEMBUATAN

1) Pencucian buah. Buah dicuci dengan deterjen, kemudian dibilas dengan air bersih. Setelah itu buah direndam di dalam air yang mengandung kaporit 4-8 ppm selama 15 menit. Setelah itu, buah ditiriskan.

2) Ekstraksi sari buah. Buah dibelah dua, dan isi buah dikeluarkan dan buah ditempatkan pada wadah yang bersih.

a. Pemisahan dengan pemisah sentrifugal. Isi buah dimasukkan ke dalam selinder alat pemisah sentrifugal untuk pemisahan cairan sari buah dari biji dan pulp. Selinder dijalankan dengan motor listrik dengan kecepatan 3000-5000 rpm.

b. Pemisahan dengan alat pres. Pemisahan dapat juga dilakukan dengan alat pres. Isi dibungkus dengan kain blacu yang kuat, kemudian diperas dengan alat pres untuk mengeluarkan sari buah.

c. Jika tidak mempunyai alat pemisah, sari buah dapat diekstrak dengan menggunakan kain saring. Isi buah dengan kain saring, kemudian diremas-remas untuk mengeluarkan sari buahnya.

3) Penambahan bahan pengawet. Sari buah hasil pemerasan disaring dengan kain saring, kemudian ditambah dengan natrium bisulfit dan natrium benzoat. Setiap 1 liter sari buah ditambah dengan 2 g natrium bisulfit, 0,5 g natrium benzoat.

4) Pemisahan padatan dari cairan sari buah

a. Larutan ini dimasukkan ke dalam alat pemisah, kemudian didiamkan selama 2 malam di dalam lemari pendingin.

b. Pada dasar wadah akan terkumpul endapan dan cairan keruh. Endapan dan cairan keruh ini dibuang. Caranya dengan membuka saluran udara pada bagian atas alat pemisah, kemudian membuka saluran keluar pada dasar wadah. Dengan demikian endapan dan cairan keruh akan mengalir keluar.

c. Proses di atas tidak harus dilakukan. Dengan demikian proses dari No. 3 dapat dilanjutkan langsung ke No. 5.

5) Pengentalan. Sari buah ditambah dengan larutan CMC untuk mengentalkan sari buah. Setiap 1 liter sari buah ditambah dengan 10 ml larutan CMC. Setelah itu dilakukan pengadukan agar CMC menyebar rata.

6) Penambahan gula. Sari buah dipanaskan sambil diaduk dan ditambah asam sitrat dan gula sedikit demi sedikit sampai suhu mencapai 900C. pemanasan pada suhu ini dipertahankan selama 15 menit. Setiap 1 liter sari buah ditambah dengan asam sitrat sebanyak 1-2 gram dan gula pasir sebanyak 1 kg.

7) Penyiapan botol. Botol kaca disikat bagian dalamnya dengan detergen. Seluruh permukaan botol dicuci sampai bersih dengan menggunakan detergen. Botol dibilas sampai bersih. Kemudian bagian dalam botol dibilas dengan air panas. Setelah itu botol direbus di dalam air mendidih selama 30 menit.

8) Pembotolan dan pasteurisasi. Botol diangkat dari air panas dan dibalikkan agar airnya keluar dari botol. Ketika botol masih panas, sirup yang masih panas dimasukkan ke dalam botol dengan bantuan corong sampai permukaan sirup 2 cm dari bibir botolpaling atas, kemudian botol segera ditutup dengan penutup botol. Setelah itu botol ini direbus di dalam air mendidih selama 30 menit. 

9) Penyimpanan. Sirup markisa ini dapat disimpan lama pada suhu kamar.



RESEP SELADA TOMAT


Bahan-bahan :

Tomat ¼ kg

Telur 3 btr

Daun slada 1 ikat

Kentang 1 ons


Bumbu-bumbu :

Bawang merah 4 bh Cuka 1 sdm

Lombok hijau 6 bh Gula 1 sdm

Mentega 2 sdm Garam halus 1 sdt


Cara membuatnya :

  1. Kentang direbus, dipotong-potong persegi, telur direbus bersama kentang, putihnya dicincang, kuningnya dihaluskan. Separuh dari kuning untuk saos, yang separuh untuk hiasan.
  2. Daun selada dan bawang diiris. Beberapa daun selada dibiarkan utuh untuk menghias.
  3. Tomat diiris bulat-bulat, lombok hijau dibuangi bijinya diiris bulat, bawang merah diiris bulat.
  4. Mentega dicairkan, bawang dan lombok hijau dimasukkan ditumis sampai layu, diangkat.
  5. Separuh dari kuning telur yang telah dilumatkan diberi cuka, garam dan gula, dicampurkan mentega.
  6. Daun selada iris dicampur dengan sebagian saos, bagian yang lain dicampurkan


Keterangan menghidangkannya :
  • Daun selada yang utuh diatur diatas pinggan ceper.
  • Daun selada iris diletakkan diatasnya, kemudian tomat iris.
  • Bagian yang paling atas dihias dengan putih telur yang dicincang dan kuning telur yang dihaluskan.

Thursday 23 May 2013

RESEP TOMAT ISI JAGUNG

Memberikan  menu sayuran pada anak-anak kadang  merupakan  hal yang  agak sulit, diperlukan "kemasan"  atau  tampilan yang menarik. Tomat dengan jagung manis dapat disulap menjadi sajian yang  menarik sekaligus lezat
                                                                                                                                

BAHAN YANG DIGUNAKAN :
Jagung muda 4 bh
Tomat 4 bh
Daging giling ½ ons

BUMBU-BUMBU :
Bawang merah 2 bh
Prei bagian yg putih 2 bh
Garam 1 sdt
Lada sedikit

Sausnya :
Kelapa 2 sdm
Irisan bawang merah 1 sdm

CARA MEMBUATNYA :

  1. Tomat dipotong bagian bawahnya, dikeluarkan isinya dengan hati-hati,
  2. Jangan sampai rusak, dibalik agar airnya keluar.
  3. Jagung diiris halus, digiling.
  4. Dicampur dengan daging giling, garam, lada, bawang merah yang telah diiris.
  5. Prei juga diiris halus, lalu semua diaduk sampai rata.
  6. Campuran diisikan dalam tomat yang telah dibersihkan sampai munjung.
  7. Dikukus lebih kurang 20 menit.


Sausnya : bawang ditumis, disiram kecap.

RESEP BOTOK DAUN SINGKONG



BAHAN MEMBUAT BOTOK DAUN  SINGKONG :
1) Daun singkong 2 ikat
2) Kelapa setengah tua ¼ butir

BUMBU BOTOK DAUN SINGKONG
1) Bawang merah 3 buah
2) Daun salam 2 lembar
3) Bawang putih 2 siung
4) Kencur 1 rsj
5) Lombok merah/rawit 4 buah
6) Gula 1 sendok makan
7) Laos 1 potong

CARA PEMBUATAN
1) Daun singkong dicuci dan direbus.
2) Kelapa diparut.
3) Lombok diiris halus.
4) Bawang merah, bawang putih dan kencur ditumbuk halus, lalu bumbu-bumbu direbus.
5) Setelah mendidih, dimasukkan rebusan daun singkong yang telahdiiris-iris.
6) Dimasak sampai lunak.

Monday 20 May 2013

RESEP MEMBUAT TELUR PINDANG



Untuk menjaga kesegaran dan mutu isi telur, diperlukan teknik penanganan yang tepat, agar nilai gizi telur tetap baik serta tidak berubah rasa, bau, warna,dan isinya.

Diolah dengan cara perebusan telur dalam larutan ekstrak daun jambu biji, jambu batu, atau sabut kelapa dan garam.

BAHAN

1) Telur ayam negeri/bebek 30 butir

2) Daun jambu biji/serabut kelapa 100 gram/secukupnya

3) Garam 200 gram

4) Air 1 liter

5) Daun salam secukupnya


PERALATAN :

1) Panci

2) Kompor atau alat pemanas lain.


CARA PEMBUATAN :

1) Cuci telur segar atau mentah sebanyak 3 0 butir;

2) Buat larutan garam 6%~10% (60 sampai 100 gram dalam 1 liter air);

3) Rebus telur dalam larutan garam, kemudian masukkan daun salam dan daun jambu biji atau serabut kelapa sebanyak yang telah ditentukan. Apabila telur sudah setengah matang (kira-kira 10 menit perebusan), lakukan peretakan kulit telur (dengan cara memukul-mukulnya) sehingga kulit telur menjadi retak;

4) Teruskan perebusan sampai 20 menit. Pemasakan tersebut dilakukan sampai warna permukaan kulit telur menjadi coklat kehitaman lalu dinginkan.
3

INFO SEPUTAR TELUR



Telur adalah salah satu sumber protein hewani yang memilik rasa yang lezat, mudah dicerna, dan bergizi tinggi. Selain itu telur mudah diperoleh dan harganya murah. Telur dapat dimanfaatkan sebagai lauk, bahan pencampur berbagai makanan, tepung telur, obat, dan lain sebagainya. Telur terdiri dari protein 13 %, lemak 12 %, serta vitamin, dan mineral. Nilai tertinggi telur terdapat pada bagian kuningnya. Kuning telur mengandung asam amino esensial yang dibutuhkan serta mineral seperti : besi, fosfor, sedikit kalsium, dan vitamin B kompleks. Sebagian protein (50%) dan semua lemak terdapat pada kuning telur. Adapun putih telur yang jumlahnya sekitar 60 % dari seluruh bulatan telur mengandung 5 jenis protein dan sedikit karbohidrat. Kelemahan telur yaitu memiliki sifat mudah rusak, baik kerusakan alami, kimiawi maupun kerusakan akibat serangan mikroorganisme melalui pori-pori telur. Oleh sebab itu usaha pengawetan sangat penting untuk mempertahankan kualitas telur. Telur akan lebih bermanfaat bila direbus setengah matang dari pada direbus matang atau dimakan mentah. Telur yang digoreng kering juga kurang baik, karena protein telur mengalami denaturasi/rusak, berarti mutu protein akan menurun. Macam-macam telur adalah : telur ayam (kampung dan ras), telur bebek, puyuh dan lain-lain.

Kualitas telur ditentukan oleh : 

1) kualitas bagian dalam (kekentalan putih dan kuning telur, posisi kuning telur, dan ada tidaknya noda atau bintik darah padaputih atau kuning telur) dan 

2) kualitas bagian luar (bentuk dan warna kulit, permukaan telur, keutuhan, dan kebersihan kulit telur).

 
Umumnya telur akan mengalami kerusakan setelah disimpan lebih dari 2 minggu di ruang terbuka. Kerusakkan tersebut meliputi kerusakan yang nampak dari luar dan kerusakan yang baru dapat diketahui setelah telur pecah. Kerusakan pertama berupa kerusakan alami (pecah, retak). Kerusakan lain adalah akibat udara dalam isi telur keluar sehingga derajat keasaman naik. Sebab lain adalah karena keluarnya uap air dari dalam telur yang membuat berat telur turun serta putih telur encer sehingga kesegaran telur merosot.

Kerusakan telur dapat pula disebabkan oleh masuknya mikroba ke dalam telur, yang terjadi ketika telur masih berada dalam tubuh induknya. Kerusakan telur terutama disebabkan oleh kotoran yang menempel pada kulit telur. Cara mengatasi dengan pencucian telur sebenarnya hanya akan mempercepat kerusakan. Jadi pada umumnya telur yang kotor akan lebih awet daripada yang telah dicuci. Penurunan mutu telur sangat dipengaruhi oleh suhu penyimpanan dan kelembaban ruang penyimpanan. 



Prinsip pengawetan telur adalah untuk :


1) Mencegah masuknya bakteri pembusuk ke dalam telur;

2) Mencegah keluarnya air dari dalam telur.


Beberapa proses pengawetan telur utuh yang diawetkan bersama kulitnya antara lain :

1) proses pendinginan;

2) proses pembungkusan kering;

3) proses pelapisan dengan minyak;

4) proses pencelupan dalam berbagai cairan.


Sunday 19 May 2013

CARA MEMBUAT YOGHURT SUSU SAPI



Produk yang dihasilkan berupa : Yoghurt

BAHAN
Bahan baku utama berupa : susu sapi layak minum

ALAT
Peralatan yang digunakan dalam pembuatan  yoghurt susu sapi adalah : gelas plastik, termometer, lemari es, dll

CARA PEMBUATAN :

Pembuatan yoghurt dilakukan dengan memfermentasikan susu dengan menggunakan biakan starter Lactobacillus bulgaricus dan Streptococus thermophilus.

Tahapannya terdiri atas :

1) Susu dipanaskan pada suhu 90 derajat C. Ini untuk mencegah kontaminasi dan merupakan kondisi yang baik untuk inokulasi bakteri. Selain itu,perubahan kasein karena pemanasan akan memberikan hasil akhir yang baik dengan kondisi yang seragam.

2) Susu didinginkan menjadi 43 derajat C kemudian diinokulasi dengan 2 % biakan starter camouran L. bulgaricus dan S. thermophilus dan dipertahankan suhunya selama 3 jam hingga diperoleh keasaman yang
diinginkan (0,85 - 0,95 %) serta dicapai ph 4,5. 

3) Setelah itu produk di dinginkan menjadi 5 derajat C dan selanjutnya dapat dikemas.


TANAMAN PENUTUP TANAH KEBUN KARET (MANFAAT DAN TEKHNIK APLIKASINYA)


Penanaman Tanaman Penutup Tanah

Manfaat tanaman penutup tanah kacangan adalah sebagai berikut : memperbaiki sifat fisik tanah sehingga menjadi lebih gembur, menambah bahan organik dalam tanah, mencegah erosi, mengurangi serangan penyakit JAP, mendorong perkembangan mikroorganisme, menambah unsur hara N, dan menekan pertumbuhan gulma. Jenis penutup tanah kacangan yang umum digunakan di perkebunan adalah campuran dari Centrosema pubescen (Cp), Calopogonium mucuniodes (Cm), dan Pueraria javanica (Pj) dengan perbandingan 2:8:5 (daya kecambah di atas 70). Penanaman kacangan segera dilakukan setelah persiapan lahan selesai dilakukan. Campuran biji Cp (2kg), Cm (8 kg), dan Pj (5 kg) dicampur dengan pupuk RP dengan perbandingan 1:1. Campuran biji kacangan tersebut ditanam secara larikan dengan 4-5 jalur/larikan pada tiap gawangan tanaman karet. Jarak jalur kacangan dengan barisan tanaman karet 1-1,5 m dan jarak antara jalur penanaman kacangan 0,75-1 m atau disesuaikan dengan jarak tanam karet.

Sistem penanaman kacangan dilakukan dengan cara membuat lobang dalam larikan dengan kedalaman kurang lebih 2 cm dan ke dalam lobang larikan ditaburkan campuran kacangan tersebut dan kemudian ditutup seperlunya dengan tanah. Pemakaian biji kacangan dapat ditambah jika daya kecambah < 70. Selain kacangan konvensional seperti di atas, penutup tanah kacangan jenis Mucuna bracteata (Mb) dapat digunakan. M. bracteata dapat diperbanyak melalui biji atau stek dan penyusuan. Karena kulit biji keras, biasanya pada kondisi biasa, biji Mb membutuhkan waktu lama untuk berkecambah. Upaya yang dilakukan untuk mempercepat perkecambahan adalah dengan menghilangkan kulit biji yang keras dengan bahan kimia atau secara mekanis (skarifikasi). Perendaman biji dalam larutan asam sulfat pekat (85) selama 30 menit menghasilkan daya kecambah 70 dalam jangka tiga hari. Perlakuan biji sebelum ditanam adalah sebagai berikut : Untuk setiap kilogram biji, diperlukan sebanyak 50 cc larutan asam sulfat pekat. Biji dimasukkan ke dalam wadah kaca atau plastik. Kemudian asam sulfat pekat (85) ditambahkan secara perlahan sambil biji diaduk dengan pengaduk yang terbuat dari kayu sampai terbentuk lapisan asam di seluruh permukaan biji. Lama pengadukan 30 menit. Dengan cara ini lapisan kulit biji yang keras yang mencegah absorbsi air akan dilarutkan dan akhirnya membentuk substansi warna hitam. Setelah perendaman/pengadukan, biji dipindahkan ke wadah lain yang berisi air. Kemudian air rendaman dituang dan air segar ditambahkan kembali. Selanjutnya biji dibilas beberapa kali untuk menghilangkan kulit biji. Selanjutnya biji dihamparkan di atas permukaan bahan yang menyerap seperti goni, kain atau kertas dan dikeringanginkan di bawah teduhan (sebentar). Setelah perlakuan tersebut biji segera ditanam di lapangan. Perlakuan skarifikasi biji secara mekanis dapat juga dilakukan dengan menggunakan kertas pasir atau bahan yang permukaannya kasar dan akan menghasilkan persentase perkecambahan sebesar 95 dalam waktu tiga hari. Kebutuhan jumlah biji per hektar tanaman karet adalah 200- 300 gram (daya kecambah 75). Selain dengan menanam biji langsung di lapangan, biji dapat ditanam sebelumnya di polybag kecil berukuran 12 cm x 7 cm (ukuran terlipat) yang telah diisi dengan tanah lapisan atas. Enam minggu setelah biji ditanam, tanaman dapat dipindahkan ke lapangan. Jumlah polybag yang diperlukan per hektar tanaman karet adalah 500 polybag. Jarak tanam didalam barisan adalah 4 m dan antar barisan adalah 5 m. Bersamaan dengan penanaman Mb, penanaman tanaman penutup tanah Mucuna cochinchinensis (Mc) dosis 4 kg/ha dapat dilakukan untuk mempercepat penutupan tanah. Mc adalah tanaman kacangan berumur pendek (4 bulan) dan cepat menutup tanah, sementara Mb akan menutup tanah setelah 6 bulan tanam.

SARANA DAN PRASARANA KEBUN TANAMAM KARET


Pembuatan Jalan
Dalam membangun kebun, jalan merupakan urat nadi bagi seluruh kegiatan yang ada. Dalam membuat jaringan jalan ada tiga hal penting yang perlu diperhatikan yaitu letak jalan, pembentukan tubuh/badan jalan, dan pengerasan jalan. Guna menentukan letak jalan utama, jalan transport dan jalan pengumpulan hasil diperlukan survei. Jalan utama dibuat arah Utara ke Selatan dengan lebar 6-8 m. Jalan transpor lebar 4-6 m dan jalan pengumpulan hasil lebar 2 - 4 m. Norrna panjang jalan untuk jalan utama 20 m/ha, jalan tranport 30 m/ha dan jalan pengumpul hasil 40 m/ha.
Pembentukan tubuh/badan jalan dilakukan dengan alat berat seperti traktor rantai, road greder, dsb. Badan jalan dibentuk sedemikian rupa, sehingga membentuk punggung kuda. Tujuannya adalah agar jalan cepat kering dan tidak tergenang pada saat musim hujan. Parit mutlak dibuat pada sisi kiri dan kanan jalan. Jalan utama dan jalan tranpor diperkeras dengan batu.
Pembuatan Parit/Saluran Air
Adanya genangan air di sekitar tanaman berdampak buruk bagi pertumbuhan tanaman. Oleh karena itu, diperlukan pembuatan parit. Di dalam kebun ada beberapa jenis parit, yaitu parit alam, parit primer, parit sekunder, parit tertier, dan parit batas/isolasi. Parit alam adalah parit yang terbentuk secara alami. Agar air di dalam parit berjalan lancar diperlukan pembersihan vegetasi di dalamnya. Parit primer dibuat dengan ukuran lebar atas 1,2 m, lebar bawah 0,9 m dan dalamnya 0,9 m. Parit sekunder dibuat dengan ukuran lebar atas 0,9 m, lebar bawah 0,6 m dan dalamnya 0,6 m. Parit tersier dibuat dengan ukuran lebar atas 0,6 m, lebar bawah 0,2 m dan dalamnya 0,4 m.   Parit isolasi dibuat sebagai pembatas antara areal perkebunan dengan perkampungan atau hutan, dengan ukuran lebar atas 0,6 m, bawah 0,4 m dan tingginya 0,4 m.
Pembuatan Terras
Pada tanah miring s.d. sangat miring, untuk mencegah erosi dibuat terras. Ada dua macam terras yaitu terras bersambung dan terras individu. Pada tanah miring (sudut 3 – 300) dibuat terras bersambung dan pada tanah sangat miring (sudut 31–450) terras individu. Ukuran yang dianjurkan untuk masing-masing terras adalah 2 m untuk terras bersambung dan 2 x 2 m untuk terras individu.
Titik permulaan dari garis kontour pada pembuatan terras dimulai dari lereng yang mempunyai sudut miring tertinggi atau lereng dengan sudut miring rata-rata. Jika pembuatan garis kontour terras dimulai dari lereng dengan sudut miring kecil, maka jarak antara dua terras akan semakin menyempit bila tiba pada lereng yang mempunyai sudut miring besar (lereng curam). Setelah lereng dengan sudut miring besar atau sudut miring rata-rata telah ditentukan, maka dari puncak lereng menuju ke bawah ditarik tali sepanjang pada jarak-jarak tertentu, dimulai dari puncak lereng dibuat pancang, dimana jarak antara masing-masing pancang adalah merupakan jarak barisan tanaman. Dari pancang inilah dimulai menarik garis kontur terras dengan bingkai {frame) dari kayu berbentuk huruf A, di mana bila kedua kaki bingkai tersebut berada pada garis datar, maka bola wape/pas tepat berada pada titik netral. Dengan meletakkan salah satu kaki bingkai pada titik pancang permulaaan, dan kaki lainnya digeser-geser sedemikian rupa, hingga bola waterpas berada pada titik netral, maka titik pancang berikutnya dapat diperoleh. Demikianlah seterusnya diulangi hingga garis kontour terras diperoleh.
Pembuatan terras dimulai dari tempat yang lebih tinggi (puncak). Permukaan terras dibuat miring 100 dengan horizontal dan dibagian belakang digali rorak kecil berukuran 35 cm x 35 cm x 35 cm.

Saturday 18 May 2013

PEMANENAN SERTA PASCAPANEN BUDIDAYA JAMUR SHIITAKE



PEMANENAN JAMUR SHIITAKE

Proses pembentukan tubuh buah bisa terjadi dalam waktu 5-6 bulan setelah inokulasi. Proses ini dapat terjadi sebanyak 2-3 kali dengan periode istirahat berkisar sekitar 6 bulan. Pemanenan dilakukan setelah tudung membuka sekitar 60-70%. Pada fase ini kondisi tudung sudah menampakkan lamella pada bagian bawah tetapi pinggiran masih sedikit menggulung. Kalau lewat dari itu jamur biasanya sudah terlalu tua dan sudah dihasilkan spora dan kualitas jamur biasanya tidak baik (tekstur, waktu simpan dan aroma). Sedangkan kalau dipanen sebelum itu tidak akan menghasilkan hasil panen yang maksimum (produktivitas rendah) disamping kualitasnya juga tidak baik. 

Disamping cara budidaya dengan sistim log serbuk gergajian, juga dikenal cara budidaya dengan sistim log kayu utuh. Cara ini merupakan cara tradisional yang banyak dilakukan di Jepang. Cara ini memiliki kelebihan karena dihasilkan tubuh buah dengan aroma dan tekstur yang lebih khas. Namun kelemahannya adalah dari segi waktu yang lebih lama (sampai 1,5 tahun) dan produktivitas yang relatif lebih rendah. Disamping itu luas area Yang dibutuhkan juga lebih luas untuk menghamparkan log- log kayu yang sudah diinokulasi di lantai hutan sebagai area penginkubasian. 


PASCA PANEN JAMUR SHIITAKE


Hasil panen jamur Shiitake dapat dikeringkan dengan sinar matahari atau alat pengering buatan sebelum dipasarkan dalam bentuk kering. Jamur Shiitake yang kering dapat bertahan lebih lama dibandingkan dengan yang basah. Oleh karena itulah cara pengeringan paling banyak dilakukan. Untuk menghindari supaya jamur yang sudah kering tidak kembali menyerap uap air dari udara, maka pengemasan lebih baik dilakukan dengan sistim fakum. Jamur yang sudah dikeringkan teksturnya dapat kembali seperti tekstur awal setelah direndam dalam air hangat. Untuk tujuan pasar lokal, jamur dalam bentuk segar juga sering dipasarkan di pasar-pasar swalayan yang dikemas langsung dalam kemasan plastik.

TEKNIK BUDIDAYA JAMUR SHIITAKE



Tahap-tahap pekerjaan budidaya jamur pada dasarnya sama, mencakup penyiapan substrat, pencampuran substrat, pengantongan (logging), sterilisasi, inokulasi bibit, inkubasi, pemeliharaan tubuh buah, dan panen. Perbedaannya terletak pada perlakuan faktor-faktor fisik saat pemeliharaan tubuh buah serta formula media yang digunakan. 

1. Penyiapan substrat 

Contoh formulasi substrat tanam untuk jamur Shiitake : 

Formula 1 

Serbuk gergajian kayu : 500 gr 

Dedak : 25 gr 

Kapur : 15 gr 

Tepung maizena : 10 gr 

Gula merah : 5 gr 

air kelapa (optional) : secukupnya 

Kadar air : 65 % 


Formula 2 

Serbuk gergajian kayu : 800 gr 

Dedak : 200 gr 

Gula putih : 30 gr 

Kapur : 10 gr 

Air : 2 liter 

Penyiapan media harus dijaga kebersihannya terutama karena bibit jamur stadium miselium rentan terhadap perubahan lingkungan antara lain kelembapan dan temperatur 

2. Inkubasi / Penumbuhan Miselium 

Inkubasi yaitu proses pemeliharaan (penumbuhan) miselium dalam kondisi pertumbuhan yang terbaik bagi jamur. Inkubasi biasanya dilakukan pada ruang yang khusus dimana suhu ruang dapat dijaga konstan. Pada fase inkubasi miselium ini tidak disarankan untuk melakukan pengaturan kelembaban dalam ruang inkubasi. Kelembaban sudah terjamin dari kadar air substrat yang diberikan dalam proses pencampuran substrat sebelumnya. Kelembaban ruang inkubasi tidak banyak membantu kelembaban di dalam kantong plastik. Salah-salah, kelembaban ruang inkubai dapat menyebabkan spora liar yang menempel pada kapas penutup dapat berkecambah kemudian miselium jamur liar ini dapat merambah masuk ke dalam kantong. Oleh karena itu disarankan untuk tidak membiarkan ruang inkubasi terlalu lembab. 

3. Pemeliharaan tubuh buah 

Selanjutnya setelah log ditumbuhi penuh dengan miselium maka log dapat dipindahkan ke dalam ruang pemeliharaan tubuh buah. Perkembangan log akan melewati tahap-tahap sebagai berikut : 

. Pembentukan lapisan miselium permukaan yang tebal 

. Pembentukan benjolan 

. Pembentukan warna coklat (pigmentasi) 

. Pengerasan lapisan luar 

. Pembentukan primordial 

Log dipelihara sampai terbentuk lapisan miselium yang mengeras pada permukaan log. Setelah itu akan muncul benjolan-benjolan dengan ukuran yang bervariasi yang tampak menyembul ke permukaan log. Pada saat ini tutup kapas mulai diperlonggar untuk membantu sirkulasi udara yang membantu pigmentasi. Kemudian akan diikuti dengan pembentukan warna kecoklatan yakni suatu tanda pigmentasi. Setelah terbentuk pigmen tutup kapas dibuka sepenuhnya. Lapisan miselium yang kecoklatan ini kemudian mengeras seperti kulit batang dalam waktu sekitar 30 hari. Respon ini biasanya berkaitan dengan upaya dari jamur untuk mengurangi penguapan air dari log. 

Kadar air di dalam log akan tetap tinggi tetapi di luar relatif kering. Kulit inilah yang berperan sebagai pelindung miselium di dalam log dari proses penguapan dan serangan jamur liar. Pada saat ini, proses pembuahan sudah mulai dipersiapkan dengan memberikan rangsangan fisik berupa suhu dingin dan kadar air yang berlimpah. Dapat dilakukan dengan cara merendam log jamur dalam air selama beberapa jam sampai semalaman dengan suhu sekitar 15°C. Setelah proses perangsangan selesai, log disimpan kembali pada rak pemeliharaan. Pemeliharaan selanjutnya sangat ditentukan dari pengaturan kadar oksigen dan kelembaban udara. Pengaturan kadar oksigen dapat dilakukan dengan membuka jendela ventilasi pada saat kelembaban udara di luar tinggi. Pengaturan kelembaban dapat dilakukan dengan cara penyiraman dengan air secara berkala terutama kalau kelembaban udara di luar rendah (biasanya siang hari). 

Kadar air log selama proses pembentukan tubuh buah harus dipertahankan antara 55-65%. Di atas dan di bawah rentang ini akan mengganggu proses pembentukan primordial (Donoghue & Przybylowicz, 1989). Untuk menjaga kadar air ini dapat dilakukan dengan menjaga kelembaban udara di ruang pemeliharaan antara 80-90%. Setelah tubuh buah mencapai ukuran dewasa, kelembaban udara diatur berkisar antara 65-85%. Hal ini dilakukan untuk memperoleh tubuh buah dengan aroma dan tekstur yang lebih baik. Kalau dalam periode ini kelembaban udara terlalu tinggi akan menghasilkan tubuh buah dengan tekstur yang lembek relatif tidak dapat disimpan lama juga aroma yang kurang baik. Dengan penurunan kelembaban akan menghasilkan tubuh buah yang pecah-pecah dengan tekstur yang lebih keras dan dapat disimpan dalam waktu relatif lebih lama dan aroma yang lebih baik. 

JAMUR SHIITAKE


Jamur  Shiitake  merupakan  jenis  jamur yang  mempunyai prospek yang cerah.  Selain  sebagai  sumber  pangan, jamur  jenis  ini juga banyak digunakan  sebagai  obat sehingga menjadikan  kebutuhan jamur jenis  ini dipasaran  selalu meningkat.  Disamping itu budidayanya juga tidak terlalu  sulit. Dengan  maraknya restoran yang banyak menggunakan  bahan baku jamur seperti restoran yang menyajikan masakan  jepang  (Japanese restaurant ) ataupun  restoran yang menyajikan masakan  china (Chinese Restaurant) juga semakin membuka peluang usaha membudidayakan  jamur semakin cemerlang.


Pengenalan dan Manfaat  Jamur Shiitake

Jamur yang sebenarnya berasal dari China ini dan dikenal dengan sebutan ‘Chinese Black Mushroom’ justru lebih popular sebagai jamur khas Jepang dengan nama Shiitake. Shiitake secara harafiah berarti jamur dari pohon Shii (Castanopsis cuspidata) karena batang pohonnya yang sudah lapuk merupakan tempat tumbuh jamur shiitake.

Disamping sebagai sumber pangan, jamur Shiitake juga banyak digunakan sebagai obat. Jamur ini mengandung asam amino yang sangat dibutuhkan oleh tubuh, yaitu; thiamin, riboflavin, niacin, serta beberapa jenis serat dan enzim. Jamur Shiitake juga mengandung ergosterol, yang akan diolah tubuh menjadi vitamin D setelah kulit terkena sinar matahari.

Kandungan asam amino jamur shiitake membuatnya berfungsi meningkatkan sistem kekebalan tubuh, dan mengatasi gangguan pencernaan, hati, meredakan serangan pilek, dan melancarkan peredaran darah. Para ahli kesehatan saat ini telah menemukan bahwa dalam jamur ini terkandung lentinan, yang dapat menjadi antikanker, mengobati tekanan darah tinggi, menurunkan kadar kolesterol, dan mengatasi gangguan pada jantung.

Sementara hasil penelitian di lingkungan National Cancer Center Institute di Tokyo, Jepang, Eropa dan Amerika Serikat menunjukkan, ekstrak jamur shiitake memiliki kemampuan menghambat pertumbuhan tumor antara 72-92 persen, sarcoma sekitar 81 persen.

Tak hanya itu, Dr KW Cochran dari Universitas Michigan, Amerika Serikat, tahun 1974 mempublikasikan khasiat jamur shiitake yang sudah sejak lama diketahui mempunyai peran di dalam penurun gula dan kolesterol darah, juga sebagai antikanker dan antitumor.


Sekalipun disebut jamur hitam, warna jamur ini sebenarnya beragam mulai dari cokelat muda, cokelat tua, hingga abu-abu. Sebenarnya hanya jamur dengan warna permukaan payung berbintiklah yang disebut dengan nama Jamur Shiitake. Karena langka harganya pun menjadi sangatlah tinggi. Dari jenis Shiitake yang termahal adalah jamur Shiitake yang berpayung tebal dan memiliki pinggiran yang bergelombang sehingga sering disebut sebagai “Jamur Kembang”. Di berbagai negara seperti Hong Kong, Taiwan, RRC, Jepang serta Korea, jamur ini banyak digunakan pada berbagai masakan khas setempat. Jamur beraroma khas ini juga menjadi makanan favorit pada vegetarian karena dianggap sama lezatnya dengan daging.

Thursday 16 May 2013

PEMBANGUNAN KEBUN ENTRES PADA TANAMAN KARET


Pembangunan Kebun Entres
(a)  Pemilihan lokasi
Kebun entres  disebut juga dengan kebun kayu okulasi. Kebun entres  merupakan kebun penghasil mata tunas yang akan digunakan sebagai batang atas dalam perbanyakan tanaman karet secara okulasi. Di kebun entres  ditanam klon-klon unggul karet anjuran komersial.
Lokasi kebun entres  sebaiknya memenuhi syarat : topografi datar dengan kemiringan 0-10, dekat dengan jalan dan sumber air, tidak tergenang air, mudah diawasi/dicapai, lokasi bebas dari sumber penyakit, memiliki struktur dan tekstur tanah yang baik dan dekat dengan lokasi pembibitan batang
(b) Persiapan lahan
Sebelum melakukan pengolahan tanah, semua pohon ditumbang, akar dibongkar bersih dan dikumpulkan di luar areal. Pengolahan tanah untuk pembangunan kebun entres  sebaiknya dilakukan dengan mekanis penuh.
Tujuannya adalah untuk mengurangi tingkat serangan penyakit JAP. Di kebun entres , peluang terjangkitnya tanaman dengan penyakit JAP adalah lebih besar, karena populasi tanaman lebih tinggi (8.000 s.d. 9.000 pohon/ha).
Populasi tanaman yang tinggi akan menyebabkan kontak akar semakin cepat dan kelembabannya lebih tinggi. Pengolahan tanah dilakukan secara mekanis penuh, seperti pengolahan tanah untuk pembibitan batang bawah.
(c) Penanaman dan tata ruang
Dalam setiap kebun entres  biasanya terdapat beberapa jenis klon anjuran. Untuk memudahkan penanaman, pemeliharaan, pemanenan dan mencegah tercampurnya antar klon, maka setiap klon ditanam pada petak yang terpisah dengan klon lain. Setelah selesai pengolahan tanah, dilakukan pengajiran jarak tanam. Jarak tanam di kebun entres  adalah 1 m x 1 m (mata lima atau segi empat).   Setelah dipotong 10 dari luas lahan untuk kebutuhan jalan, maka dengan jarak tanam seperti itu, jumlah pohon entres  per hektar adalah 9.000 pohon. Ukuran lobang tanaman adalah 60 cm x 40 cm x 60 cm dan tiap lobang diberi pupuk posfat alam (RP) sebanyak 250 gram dua minggu sebelum tanam. Guna menjamin kemurnian klon, maka bahan tanam yang digunakan untuk keperluan kebun entres  adalah bahan tanam yang telah mendapat rekomendasi dari Balai Penelitian di lingkup Pusat Penelitian Karet.   Bahan tanam yang lazim digunakan untuk penanaman di kebun entres  adalah bahan tanam polybag yang telah berpayung daun dua. Klon Anjuran Komersial terdiri dari: Klon penghasil lateks: BPM 24, BPM 107, BPM 109, IRR 104, PB 217 dan PB 260, Klon penghasil lateks-kayu: BPM 1, PB 330, PB 340, RRIC 100, AVROS 2037, IRR 5, IRR 32, IRR 39, IRR 42, IRR 112 dan IRR 118, dan klon penghasil kayu: IRR 70, IRR 71, IRR 72, dan IRR 78.
(d) Pemurnian kebon entres
Kemurnian klon di kebun entres  perlu selalu dipertahankan. Ada kemungkinan tumbuh tunas liar dari batang bawah pada awal tanam atau tercampurnya bahan tanam yang digunakan untuk kebun entres  dengan klon lain. Oleh karena itu, perlu dilakukan pemurnian klon. Pemurnian klon yang pertama adalah pada saat tanaman memiliki 4-5 payung daun (umur 8-10 bulan) dan selanjutnya setiap dua tahun. Pekerjaan pemurnian klon biasanya dilakukan oleh tenaga dari Balai Penelitian yang profesional di bidang identifikasi klon. Identifikasi dilakukan terhadap semua pohon yang ada dan pohon yang tidak sesuai klon yang ada dibongkar dan kemudian disisip dengan klon yang ada sebelumnya. Untuk mempertahankan kejaguran klon, sebaiknya kebun entres  diremajakan setiap 10 tahun. Alasan dilakukan peremajaan kebun entres  setiap 10 tahun adalah karena sifat juvenilitas tunas entres  yang diambil akan semakin berkurang dengan bertambahnya umur tanaman. Di samping itu, dalam tempo 10 tahun sudah dihasilkan klon-klon terbaru yang lebih unggul dari klon sebelumnya.   Berkurangnya sifat juvenilitas tanaman berarti tanaman mengarah ke fase pertumbuhan dewasa, pertumbuhan vegetatif  menjadi lemah dan cenderung untuk cepat berbunga. Jika mata okulasi diambil dari pohon entres  yang berumur lebih 10 tahun, maka dikhawatirkan pertumbuhan vegetatif (pertumbuhan lilit batang) menjadi lebih lambat dan tanaman cepat berbunga. Hal ini akan memperlambat masa tanaman belum menghasilkan. Pada tanaman karet, masa juvenilitas yang kuat sebenarnya adalah 3 - 4 tahun dan setelah itu tanaman memasuki fase dewasa yang dicirikan oleh berbunganya tanaman dan pertumbuhan vegetatif menjadi lemah. Pada kebun entres  masa 10 tahun dapat dipertahankan bersifat juvenil, karena setiap tahun pohon selalu dipangkas. Pemotongan tajuk mendekati permukaan tanah adalah merupakan salah satu tindakan untuk mempertahankan sifat juvenilitas tanaman. Berdasarkan alasan tersebut di atas, maka sebaiknya tunas tanaman produksi di lapangan yang berumur > 3 tahun sebaiknya tidak digunakan sebagai sumber entres . Alasannya adalah karena disamping tidak dilakukan pemangkasan setiap tahun, sifat juvelisitasnya sudah berkurang, kemurnian klon tidak dijamin dan dapat merusak pertajukan pohon.  
(e)  Pemeliharaan
Pemeliharaan tanaman di kebun entres meliputi penyiangan, pemangkasan, pemupukan, pengendalian, dan pemberantasan penyakit. Penyiangan terhadap gulma/rumput terutama pada enam bulan pertama setelah tanam dilakukan secara manual menggunakan cangkul dengan rotasi 2 - 3 bulan sekali tergantung pada pertumbuhan gulma. Setelah 6 bulan tanam atau pada saat batang sudah berwarna coklat, penyiangan secara kemis dengan rotasi 3 bulan sekali dapat dilakukan, tetapi harus hati-hati karena dapat merusak pohon entres  jika kontak langsung dengan herbisida. Tunas yang tumbuh pada batang entres  harus segera dibuang saat masih muda dengan rotasi dua minggu sekali. Untuk memperoleh pertumbuhan entres yang baik, perlu dilakukan pemupukan yang teratur. Pemupukan dilakukan dengan menggunakan Urea, TSP, KCI, dan Kieserit masing-masing dengan dosis seperti tertera pada Tabel 2. Pemupukan dilakukan dengan cara menabur pupuk di antara barisan tanaman secara merata. Pada saat pemupukan, keadaan tanah lembab dan bebas gulma. Penyakit yang umum dijumpai di kebun entres  hampir sama dengan penyakit yang umum menyerang tanaman di pembibitan. Cara pengendalian dan pemberantasannya sama dengan pengendalian penyakit di pembibitan lapangan.
  
Tabel 2. Pemupukan tanaman di kebun entres
                                                                           g/pohon
Umur (tahun)
Urea
TSP
KCL
Kieserit
1
30
25
25
10
2
40
30
30
10
>3
60
30
40
15
Sumber: Balai Penelitian Sungei Putih (2004)
(f). Pemanenan dan pengepakan
Untuk okulasi pada batang bawah berumur 7-12 bulan, di mana pada saat okulasi batang sudah berwarna coklat, entres  dapat dipanen pada umur  8 bulan s.d. 1 tahun. Pada tahun pertama, dari satu pohon entres  hanya dapat diperoleh 1 batang entres . Entres  dipanen dengan pemotongan batang pada ketinggian 30 - 40 cm dari permukaan tanah atau di atas karangan mata daun dan arah potongan 450 miring. Luka bekas potongan dioles dengan TB 192. Satu sampai dua minggu setelah pemotongan entres , biasanya akan tumbuh banyak tunas dari mata-mata tunas yang ada dibatang. Semua tunas di buang kecuali disisakan dua tunas yang tumbuhnya jagur dengan posisi tumbuhnya seimbang dan selanjutnya dipelihara untuk panen pada tahun kedua. Pembuangan tunas dilakukan pada waktu tunas masih muda. Panen entres  kedua dilakukan dengan cara memotong entres  pada ketinggian 20 cm dari pangkal tempat tumbuhnya. Pada panen kedua, dari setiap pohon entres  akan diperoleh 2 cabang entres . Kemudian tunas yang tumbuh dari setiap cabang hanya dipelihara dua tunas saja dan dipilih yang terjagur. Pada panen ketiga/tahun ketiga sebanyak 3-4 cabang diperoleh dari setiap pohon entres . Untuk tahun-tahun berikutnya, agar pertumbuhan tunas normal, jumlah tunas yang dipelihara per pohon entres  sebaiknya tidak lebih dari 4. Jumlah mata tunas okulasi per meter entres  bervariasi yaitu 8-15 mata tergantung jenis klon.
Untuk pengiriman jarak jauh yang memerlukan waktu 2 hari, entres  harus dikemas dengan baik. Entres  untuk okulasi coklat dipotong sepanjang 1 meter, kemudian kedua ujungnya dicelup dalam lilin cair untuk mengurangi penguapan . Disiapkan serbuk gergaji lembab yang sudah matang dan kotak kayu berukuran 50 cm x 50 cm x 120 cm yang dapat memuat 75 -100 potong entres . Sebelum memasukkan entres  ke dalam kotak kayu, bagian bawah peti kayu ditaburi serbuk gergaji lembab setebal 1-1,5 cm. Selanjutnya, entres  disusun secara berlapis dan setiap lapis ditaburi serbuk gergaji lembab. Selanjutnya peti entres  di tutup dan dipaku/dilat. Pengiriman jarak jauh sebaiknya tidak lebih dari 2 hari, karena dapat menyebabkan mata tunas menjadi kering. Setelah tiba di tempat tujuan, peti entres  ditempatkan ditempat yang teduh dalam keadaan terbuka dan entres  segera dipakai. Untuk pengiriman jarak dekat (maksimal 6 jam), entres  dapat dikemas dalam pelepah pisang.