PENGENDALIAN
PENYAKIT PADA TANAMAN NILAM
A.
Penyakit layu bakteri
Penyakit
layu bakteri disebabkan oleh bakteri Ralstonia solanacearum, merupakan salah
satu penyakit yang menyebabkan kerugian cukup besar bagi petani nilam.
Gejala
serangan yang ditimbulkan berupa kelayunan pada tanaman muda maupun tua, dan
dalam waktu singkat menimbulkan kematian tanaman. Untuk menanggulangi penyakit
tersebut telah dilakukan berbagai upaya antara lain secara kimiawi namun belum
memberikan yang memuaskan.
Penyakit
layu bakteri dapat menulari tanaman nilam dari tanaman inang yang sudah ada
pada lahan sebelum ditanami nilam, atau dari benih yang telah mengandung
penyakit. Untuk mencegah tertularnya tanaman, sebaiknya sebelum tanam terlebih
dahulu diperhatikan tanaman apa saja yang telah ada dilahan yang akan ditanami
dan yang lebih penting yaitu hindari pengambilan setek dari tanaman yang telah
tertular penyakit.
Cara
yang paling efektif untuk menekan kerugian karena berkurangnya produksi yang
disebabkan oleh serangan penyakit layu bakteri adalah menanam varietas yang
tahan. Untuk mencegah penularan penyakit, benih yang akan ditanam harus bebas
dari penyakit. Gejala penyakit layu bakteri yaitu tanaman layu, jadi setek
jangan diambil dari tanaman yang telah layu.
B.
Penyakit yang disebabkan oleh nematoda
Nematoda
menyerang akar tanaman nilam, kerusakan akar menyebabkan berkurangnya suplai
air ke daun, sehingga stomata menutup, akibatnya laju fotosintesa menurun.
Beberapa jenis nematoda yang menyerang tanaman nilam antara lain Pratylenchus
brachyurus, Meloidogyne incognita, Radhopolus similis.
Salah
satu mekanisme ketahanan nilam terhadap nematoda adalah adanya kandungan fenol
dan lignin. Senyawa fenol dan lignin merupakan proteksi alami dari tanaman
terhadap factor biotic.
Penanggulangan
serangan nematoda, selain dengan varietas yang tahan/toleran, juga dengan agen
hayati (Pasteuria penetrans, Arthrobotrys sp., jamur penjerat nematoda,
pestisida nabati (serbuk biji nimba, bungkil jarak), nematisida dan budidaya
(pupuk organik dll) . Kombinasi nematisida (Furadan) bahan organik dan dolomit
dapat menekan populasi nematoda sehingga meningkatkan produksi (terna).
Salah
satu cara untuk mencegah penularan nematoda yaitu dengan menanam benih yang
bebas dari nematoda. Gejala serangan nematoda terutama nampak pada warna daun
yang berubah menjadi kecoklatan atau kemerahan. Disamping itu perlu diperhatikan
tanaman inang yang telah ada dilokasi sebelum dipergunakan untuk menanam nilam.
Tanaman inang bagi nematoda antara lain : pisang, jahe, tomat, kacang tanah
dll.
C.
Penyakit budog
Penyakit
budog diperkirakan disebabkan oleh virus. . Gejala penyakit terlihat pada
batang yang membengkak, menebal dan daun yang berkerut dan tebal, dengan
permukaan bawah berwarna merah, permukaan atas daun menguning karena kekurangan
unsur hara.
Sampai
saat ini belum ditemukan bahan kimia yang efektif untuk mengendalikan penyakit
budog dan belum ada varietas nilam yang tahan terhadap penyakit ini. Diduga
penyebaran penyakit oleh serangga, oleh karena itu tindakan budidaya perlu
diperhatikan antara lain penyemprotan dengan insektisida untuk mematikan
serangga/ vektor, pergiliran tanaman, sanitasi kebun dan yang terpenting adalah
menggunakan benih sehat. Tanaman yang sudah terserang penyakit tidak boleh
diambil seteknya untuk perbanyakan.
PENGENDALIAN
HAMA PADA TANAMAN NILAM
Hama-hama
penting yang banyak menyerang tanaman ini adalah ulat penggulung daun,
belalalng dan tungau merah, sedang penyakit pentingnya adalah penyakit layu
bakteri, budok, dan penyakit akibat gangguan nematoda parasit. Serangan hama
dan penyakit selain mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman, ternyata
juga mampu mengakibatkan kematian tanaman. Oleh karena itu, pengendalian
serangan hama dan penyakit dalam budidaya tanaman nilam merupakan salah satu
faktor penting yang perlu dilaksanakan dengan baik.
Cara
pengendalian hama/ulat-ulat tersebut terutama dengan menjaga kebersihan kebun
dari gulma, pengikisan tanaman serta memangkas tanaman yang terserang
dikumpulkan lalu dibakar. Untuk penyakit sama halnya dicabut , dikumpulkan lalu
dibakar. Pengendalian dengan insektisida dan pestisida dapat juga dilakukan antara
lain menggunakan ekstark mimba dan bio insektisida seperti beveria bessiana,
metarrhizinia anisophia dengan dosis sesuai anjuran kemasan.
Penggunaan
fungisida Dishare M-45 atau coboy dosis 0,3% dapat dilakukan untuk
mengendalikan penyakit bercak daun dan pangkal batang daun, bususk akar.
Pengendalian nematoda dengan menggunakan nematisida Furadan 3G (39Hm) bahan
organic dan dolonit.