PENANAMAN TANAMAN NILAM
Tanaman
nilam membutuhkan tanah yang lembab selama masa pertumbuhannya agar dapat
berproduksi secara optimal. Oleh karena itu penanaman sangat dianjurkan pada
awal musim penghujan.
Ada dua cara penanaman, yaitu :
Penanaman secara tidak langsung
Pada penanaman secara
tidak langsung, benih diambil dari tempat persemaian yang telah berakar dan
mempunyai 2 – 4 daun. Setiap lubang tanam diisi satu benih. Bila akarnya
terlalu panjang sebaiknya dipotong, sebab dalam penanaman akar yang terlalu
panjang akan berlipat-lipat. Lipatan akar dalam tanah seringkali menyebabkan
terjadinya serangan penyakit busuk akar.
Penanaman secara langsung.
Pada penanaman secara
langsung, setiap lubang tanam ditanami 2 – 3 setek utuk menjaga kemungkinan ada
setek yang mati. Kebutuhan setek yang banyak tersebut menjadi perlindungan
sehingga cara ini tidak disarankan untuk diterapkan di perkebunan.
Penanaman
yang dilakukan dalam barisan menggunakan jarak tanam antar barisan 60 – 100 cm
dan jarak tanam dalam barisan 40 – 60 cm. Pada lahan dengan kesuburan yang
tinggi (banyak humus), jarak tanam sebaiknya 100 x 100 cm, karena pada umur 5 –
6 bulan kanopi sudah bertemu. Dengan demikian kebutuhan benih diperkirakan
sebesar 20.000 setek benih untuk 1 hektar lahan. Jarak tanam yang digunakan
disesuaikan dengan kondisi lahan. Pada lahan datar dan terbuka sebaiknya jarak
tanam yang digunakan lebih lebar karena kanopi/tajuk tanaman nilam cukup luas.
Penanaman yang diperjarang ini dimaksudkan untuk mengurangi persaingan
kebutuhan sinar matahari. Pada lahan miring, jarak antar barisan dapat
dipersempit. Arah barisan sebaiknya mengikuti garis kontur.
Pemeliharaan
Selama
di lapangan nilam membutuhkan tindakan pemeliharaan yang intensif agar
pertumbuhan tanaman baik, sehingga diperoleh hasil yang memuaskan. Pemeliharaan
yang diperlukan meliputi penyiangan, pemberian mulsa, penyulaman, pemupukan,
pemangkasan, dan pengendalian hama dan penyakit.
Penyiangan
Setelah
tanaman berumur 2 bulan atau saaat tanaman mencapaia ketinggian 20 – 30 cm dan
telah mempunyai cabang bertingkat dengan radius 20 cm, areal pertanaman perlu
disiangi. Penyiangan ini berfungsi untuk membersihkan gulma pengganggu,
sehingga tidak terjadi persaingan pengambilan hara tanaman dan sinar matahari.
Penyiangan juga berfungsi untuk menghilanngkan gulma sebagai sarang hama.
Penyiangan selanjutnya dilakukan secara rutin, dengan selanng waktu 2 – 3 bulan
tergantung pertumbuhan gulma.
Penyiangan
dapat dilakukan dengan cara, yaitu :
1. Secara
mekanis : Penyiangan dilakukan dengan menggunakan alat, seperti cangkul, parang
dan sebagainya.
2. Secara
kimia : Cara ini dilakukan dengan menyemprotkan herbisida sesuai dengan dosis
yang dianjurkan. Penggunaan bahan herbisida ini harus dilakukan dengan
hati-hati agar tidak mengganggu pertumbuhan nilam. Agar cara kimiawi ini lebih
berhasil, penyemprotan sebaiknya dilakukan pada musim kemarau dan pada saat
matahari sudah cukup tinggi, yakni antara pukul 9.00 – 10.00.
Penyulaman
Penyulaman
adalah mengganti tanaman yang mati atau tanaman yang pertumbuhannya kurang
baik. Pekerjaan ini dilakukan kurang lebih 2 – 4 minggu setelah tanam, karena
pada saat itu telah diketahui benih yang mati atau pertumbuhannya kurang baik.
Tanaman yang mati tersebut diganti dengan tanaman/benih yang baik.
Pemupukan
Pemupukan
sangat penting untuk diperhatikan. Karena hasil yang diambil adalah bagian
daunnya, maka pemupukan dilakukan denga tujuan agar pertumbuhan vegetatif
tanaman dapat dicapai secara maksimal. Untuk itu jenis pupuk yang dianjurkan
tidak saja pupuk buatan, yaitu Urea, SP-36 dan KCl, tetapi diperlukan juga
pupuk kandang, kompos atau pupuk hijau. Pupuk kandang dan kompos yang digunakan
sebaiknya sudah matang, sehingga tidak mengganggu pertumbuhan tanaman.
Dosis
pupuk anjuran untuk nilam adalah 10 ton pupuk kandang, 250 kg Urea, 100 kg
SP-36 dan 100 kg KCl. Pupuk kandang atau kompos diberikan seminggu sebelum
tanam agar pupuk tersebut dapat bercampur dalam tanah dengan baik. Pupuk urea
diberikan 1/3 bagian pada saat tanaman berumur 1 bulan setelah tanam, 2/3
bagian diberikan pada umur 3 bulan.
Pupuk
SP-36 dan KCl diberikan pada saat tanam. Pemupukan berikutnya diberikan setiap
kali setelah panen dengan dosis 150 kg Urea, 75 kg SP-36 dan 75 kg KCl.
Pemberian
mulsa
Pemberian
mulsa dimaksudkan untuk menjaga kelembaban tanah, memperbaiki kesuburan tanah,
dan untuk menekan pertumbhan gulma terutama pada awal pertumbuhan. Berapa jenis
yang dapat dipergunakan sebagai mulsa antara lain adalah alang-alang, jerami,
glirisidia, dan tanaman legum lainnya. Pemberian mulsa sebaiknya diberikan
setelah tanam dan setelah panen.
Pembumbunan
Pembumbunan umumnya
dilakukan setelah panen pertama. Cabang-cabang tanaman yang ditinggalkan
ditimbun dengan tanah dari sekitar tanaman setinggi 10 – 15 cm, sehingga
diperoleh rumpun tanaman yang mempunyai banyak anakan.
No comments:
Post a Comment