Thursday 7 March 2013

METODE PENANAMAN TANAMAN NILAM : BUDIDAYA NILAM


PENANAMAN TANAMAN NILAM

Tanaman nilam membutuhkan tanah yang lembab selama masa pertumbuhannya agar dapat berproduksi secara optimal. Oleh karena itu penanaman sangat dianjurkan pada awal musim penghujan.

Ada dua cara penanaman, yaitu :

Penanaman secara tidak langsung
Pada penanaman secara tidak langsung, benih diambil dari tempat persemaian yang telah berakar dan mempunyai 2 – 4 daun. Setiap lubang tanam diisi satu benih. Bila akarnya terlalu panjang sebaiknya dipotong, sebab dalam penanaman akar yang terlalu panjang akan berlipat-lipat. Lipatan akar dalam tanah seringkali menyebabkan terjadinya serangan penyakit busuk akar.

Penanaman secara langsung.
Pada penanaman secara langsung, setiap lubang tanam ditanami 2 – 3 setek utuk menjaga kemungkinan ada setek yang mati. Kebutuhan setek yang banyak tersebut menjadi perlindungan sehingga cara ini tidak disarankan untuk diterapkan di perkebunan.

Penanaman yang dilakukan dalam barisan menggunakan jarak tanam antar barisan 60 – 100 cm dan jarak tanam dalam barisan 40 – 60 cm. Pada lahan dengan kesuburan yang tinggi (banyak humus), jarak tanam sebaiknya 100 x 100 cm, karena pada umur 5 – 6 bulan kanopi sudah bertemu. Dengan demikian kebutuhan benih diperkirakan sebesar 20.000 setek benih untuk 1 hektar lahan. Jarak tanam yang digunakan disesuaikan dengan kondisi lahan. Pada lahan datar dan terbuka sebaiknya jarak tanam yang digunakan lebih lebar karena kanopi/tajuk tanaman nilam cukup luas. Penanaman yang diperjarang ini dimaksudkan untuk mengurangi persaingan kebutuhan sinar matahari. Pada lahan miring, jarak antar barisan dapat dipersempit. Arah barisan sebaiknya mengikuti garis kontur.

Pemeliharaan
Selama di lapangan nilam membutuhkan tindakan pemeliharaan yang intensif agar pertumbuhan tanaman baik, sehingga diperoleh hasil yang memuaskan. Pemeliharaan yang diperlukan meliputi penyiangan, pemberian mulsa, penyulaman, pemupukan, pemangkasan, dan pengendalian hama dan penyakit.

Penyiangan
Setelah tanaman berumur 2 bulan atau saaat tanaman mencapaia ketinggian 20 – 30 cm dan telah mempunyai cabang bertingkat dengan radius 20 cm, areal pertanaman perlu disiangi. Penyiangan ini berfungsi untuk membersihkan gulma pengganggu, sehingga tidak terjadi persaingan pengambilan hara tanaman dan sinar matahari. Penyiangan juga berfungsi untuk menghilanngkan gulma sebagai sarang hama. Penyiangan selanjutnya dilakukan secara rutin, dengan selanng waktu 2 – 3 bulan tergantung pertumbuhan gulma.
Penyiangan dapat dilakukan dengan cara, yaitu :
1.    Secara mekanis : Penyiangan dilakukan dengan menggunakan alat, seperti cangkul, parang dan sebagainya.
2.    Secara kimia : Cara ini dilakukan dengan menyemprotkan herbisida sesuai dengan dosis yang dianjurkan. Penggunaan bahan herbisida ini harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak mengganggu pertumbuhan nilam. Agar cara kimiawi ini lebih berhasil, penyemprotan sebaiknya dilakukan pada musim kemarau dan pada saat matahari sudah cukup tinggi, yakni antara pukul 9.00 – 10.00.

Penyulaman
Penyulaman adalah mengganti tanaman yang mati atau tanaman yang pertumbuhannya kurang baik. Pekerjaan ini dilakukan kurang lebih 2 – 4 minggu setelah tanam, karena pada saat itu telah diketahui benih yang mati atau pertumbuhannya kurang baik. Tanaman yang mati tersebut diganti dengan tanaman/benih yang baik.
Pemupukan
Pemupukan sangat penting untuk diperhatikan. Karena hasil yang diambil adalah bagian daunnya, maka pemupukan dilakukan denga tujuan agar pertumbuhan vegetatif tanaman dapat dicapai secara maksimal. Untuk itu jenis pupuk yang dianjurkan tidak saja pupuk buatan, yaitu Urea, SP-36 dan KCl, tetapi diperlukan juga pupuk kandang, kompos atau pupuk hijau. Pupuk kandang dan kompos yang digunakan sebaiknya sudah matang, sehingga tidak mengganggu pertumbuhan tanaman.

Dosis pupuk anjuran untuk nilam adalah 10 ton pupuk kandang, 250 kg Urea, 100 kg SP-36 dan 100 kg KCl. Pupuk kandang atau kompos diberikan seminggu sebelum tanam agar pupuk tersebut dapat bercampur dalam tanah dengan baik. Pupuk urea diberikan 1/3 bagian pada saat tanaman berumur 1 bulan setelah tanam, 2/3 bagian diberikan pada umur 3 bulan.
Pupuk SP-36 dan KCl diberikan pada saat tanam. Pemupukan berikutnya diberikan setiap kali setelah panen dengan dosis 150 kg Urea, 75 kg SP-36 dan 75 kg KCl.

Pemberian mulsa
Pemberian mulsa dimaksudkan untuk menjaga kelembaban tanah, memperbaiki kesuburan tanah, dan untuk menekan pertumbhan gulma terutama pada awal pertumbuhan. Berapa jenis yang dapat dipergunakan sebagai mulsa antara lain adalah alang-alang, jerami, glirisidia, dan tanaman legum lainnya. Pemberian mulsa sebaiknya diberikan setelah tanam dan setelah panen.

Pembumbunan
Pembumbunan umumnya dilakukan setelah panen pertama. Cabang-cabang tanaman yang ditinggalkan ditimbun dengan tanah dari sekitar tanaman setinggi 10 – 15 cm, sehingga diperoleh rumpun tanaman yang mempunyai banyak anakan.

No comments:

Post a Comment