Tuesday 5 March 2013

PEMELIHARAAN, HAMA PENYAKIT DAN PEMANENAN CACING TANAH


PEMELIHARAAN CACING TANAH 

Tahap yang tidak kalah pentingnya dalam budidaya cacing tanah adalah pemeliharaan, dengan pemeliharaan yang baik pertumbuhan cacing tanah akan maksimal. Aadapun pemeliharaan yang pelu dilakukan adalah : 

Penyediaan Pakan 

Cacing tanah diberi pakan sekali dalam sehari semalam sebanyak berat cacing tanah yang ditanam. Apabila yang ditanam 1 Kg, maka pakan yang harus diberikan juga harus 1 Kg. Secara umum pakan cacing tanah adalah berupa semua kotoran hewan, kecuali kotoran yang hanya dipakai sebagai media. 

Hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian pakan pada cacing tanah,antara lain : 

· pakan yang diberikan harus dijadikan bubuk atau bubur dengan cara diblender 

· bubur pakan ditaburkan rata di atas media, tetapi tidak menutupi seluruh permukaan media, sekitar 2-3 dari peti wadah tidak ditaburi pakan. 

· pakan ditutup dengan plastik, karung , atau bahan lain yang tidak tembus cahaya 

· pemberian pakan berikutnya, apabila masih tersisa pakan terdahulu, harus diaduk dan jumlah pakan yang diberikan dikurangi 

· bubur pakan yang akan diberikan pada cacing tanah mempunyai perbandingan air 1:1. 

Penggantian Media 

Media yang sudah menjadi tanah/kascing atau yang telah banyak telur (kokon) harus diganti. Supaya cacing cepat berkembang, maka telur, anak dan induk dipisahkan dan ditumbuhkan pada media baru. Rata rata penggantian media dilakukan dalam jangka waktu 2 Minggu 

Proses Kelahiran 

Bahan untuk media pembuatan sarang adalah: kotoran hewan, dedaunan/Buah-buahan, batang pisang, limbah rumah tangga, limbah pasar, kertas koran/kardus/kayu lapuk/bubur kayu. Bahan yang tersedia terlebih dahulu dipotong sepanjang 2,5 Cm. Berbagai bahan, kecuali kotoran ternak, diaduk dan ditambah air kemudian diaduk kembali. Bahan campuran dan kotaran ternak dijadikan satu dengan persentase perbandingan 70:30 ditambah air secukupnya supaya tetap basah. 

HAMA DAN PENYAKIT CACING TANAH 

Seperti budidaya lainnya, usaha budidaya cacing tanah ini juga tidak terlepas dari kendala yang mungkin terjadi. Serangan hama dan penyakit merupakan salah satu faktor yang dapat menghambat keberhasilan beternak cacing tanah. Beberapa hama dan musuh cacing tanah antara lain: semut, kumbang, burung, kelabang, lipan, lalat, tikus, katak, tupai, ayam, itik, ular, angsa, lintah, kutu dan lain-lain. 

Gangguan yang paling utama untuk diwaspadai adalah adalah semut merah yang memakan pakan cacing tanah yang mengandung karbohidrat dan lemak. Padahal kedua zat ini diperlukan untuk penggemukan cacing tanah. Pencegahan serangan semut merah dilakukan dengan cara disekitar wadah pemeliharaan (dirambang) diberi air cukup. 

PEMANENAN CACING TANAH 

Hasil utama dalam budidaya cacing tanah adalah biomas (cacing tanah itu sendiri) dan kascing (bekas cacing). Pemanenan dapat dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya dengan mengunakan alat penerangan seperti lampu petromaks, lampu neon atau bohlam. Cacing tanah sangat sensitif terhadap cahaya sehingga mereka akan berkumpul di bagian atas media. Kemudian kita tinggal memisahkan cacing tanah itu dengan medianya. 

Cara yang paling mudah adalah dengan membalikan sarang. Dibalik sarang yang gelap ini cacing biasanya berkumpul dan cacing mudah terkumpul, kemudian sarang dibalik kembali dan pisahkan cacing yang tertinggal. Jika pada saat panen sudah terlihat adanya kokon (kumpulan telur), maka sarang dikembalikan pada wadah semula dan diberi pakan hingga sekitar 30 hari. Dalam jangka waktu itu, telur akan menetas. Dan cacing tanah dapat diambil untuk dipindahkan ke wadah pemeliharaan yang baru dan cacingnya siap di panen. 

Setelah dipanen, cacing tanah siap dipasarkan. Pemasaran dapat dilakukan dalam bentuk segar ataupun sudah dikeringkan.

No comments:

Post a Comment