TEKNIK
BUDIDAYA
Pengadaan
bahan tanaman
Tanaman
nilam dapat diperbanyak dengan cara vegetatif melalui setek batang dan setek
cabang. Setek yang dipilih untuk benih harus berasal dari varietas unggul atau
tanaman yang berproduksi tinggi, sehat serta bebas dari hama dan penyakit.
Batang
atau cabang yang diambil untuk setek adalah yang berdiameter 0,8 – 1,0 cm.
Setek yang ditanam berukuran 10 – 20 cm dan paling sedikit harus mempunyai tiga
atau empat mata tunas. Benih nilam dapat juga berupa setek pucuk tetapi harus
disemai terlebih dahulu di polibag dan diberi sungkup untuk menjaga kelembaban.
Persiapan
rumah atap, media semai dan sungkup
1. Pilih
areal yang sehat/tidak tercemar jamur patogen, dekat sumber air.
2. Buat
rumah atap setinggi 2 m yang condong kearah Timur. Bentuk dan luasan
disesuaikan dengan kebutuhan. Siapkan campuran tanah dengan pupuk kandang
dengan perbandingan 2 : 1 (v/v).
3. Polibag
(yang berlubang) dengan ukuran 15 x 10 cm diisi dengan media yang telah
disiapkan dan diletakkan secara teratur di bawah rumah atap, kemudian disiram
dengan menggunakan emprat.
4. Untuk
mempertahankan kelembaban agar setek tidak layu setelah ditanam perlu diberi
sungkup dari plastik. Kerangka sungkup dibuat dari bambu dengan ukuran lebar 1
m, tinggi ½ m dan panjang sesuai kebutuhan.
Setek
cabang atau setek cabang dapat langsung ditanam di lapang, namun cara ini
kurang efisien karena seringkali banyak setek yang tidak tumbuh sehingga harus
banyak disulam dan pertumbuhan tidak merata. Disamping itu, tanaman tumbuh
lebih lambat dan gulma tumbuh lebih cepat, sehingga biaya penyiangan lebih
tinggi. Dengan demikian, benih nilam sebaiknya disemaikan terlebih dahulu.
Pembenihan
hendaknya dilakukan di sekitar lokasi penanaman dan dekat dengan sumber air
untuk memudahkan penyiraman. Persemaian dapat dilakukan pada bedengan atau
polibag.
Pembibitan
di bedengan
Tanah
untuk persemaian dipilih yang gembur dan datar, dekat dengan sumber air, dan
besih dari tanaman. Untuk memudahkan perkembangan akar, setelah diolah cukup
gembur tanah dicampur dengan pasir dan pupuk kandang dengan perbandingan 2 : 1
: 2 bagian tanah, 1 bagian pasir, 1 bagian pupuk kandang.
Bedeng
persemaian dibuat dengan ukuran lebar 1,5 m, tinggi 30 cm dan panjangnya
tergantung kebutuhan dan kondisi lahan. Jarak tanam di pembenihan adalah 10 cm
x 10 cm. Diantara bedengan- bedengan tersebut dibuat parit pembuangan air
selebar 30 – 40 cm. Parit-parit tersebut sangat berguna untuk pembuangan air
yang berlebihan.
Pembibitan
di polibag
Setek
yang paling baik adalah setek pucuk yang mempunyai 4 – 5 buku. Untuk mengurangi
penguapan, daun tua dibuang sisakan 1 – 2 pasang daun muda/pucuk. Penyemaian
dilakukan dengan membenamkan 1 buku kedalam media semai (tanah + pupuk kandang
dengan perbandingan 2 : 1) pada polibag (14 x 10 cm) yang berlubang. Untuk
mempertahankan kelembaban, benih disungkup dengan sungkup plastik, kerangka
sungkup dibuat dari bambu dengan ukuran lebar 1 m, tinggi ½ m dan panjang
sesuai kebutuhan. Sungkup dibuka setelah tanaman berumur ± 2 minggu. Pemberian
pupuk melalui daun dan penanggulangan hama dan penyakit (kalau diperlukan)
dilakukan satu kali seminggu.
Pada
saat persemaian, benih membutuhkan naungan. Untuk naungan digunakan daun kelapa
atau alang-alang yang diletakkan pada para-para. Naungan dibuat menghadap ke
timur dengan tinggi 180 cm (bagian timur) dan 150 cm di bagian barat. Setelah
berumur 5 – 6 minggu tanaman sudah mempunyai cukup akar, tunasnya sudah tumbuh
dan berdaun. Selanjutnya benih ini dapat dipindahkan ke kebun yang telah
dipersiapkan sebelumnya.
Persiapan
lahan
Sebelum
benih ditanam, lahan sebaiknya dipersiapkan sedemikian rupa agar penanaman
betul-betul mengikuti cara-cara yang dianjurkan. Persiapan lahan ini dilakukan
mulai dalam bentuk pengolahan tanah. Pengolahan tanah hendaknya dilakukan
secara intensif agar diperoleh keadaan tanah yag gembur dan bebas dari gulma.
Tanah harus dibersihkan dari segala jenis rumput-rumputan, kayu, dan semak
belukar. Setelah itu tanah dicangkul dan diolah hingga gembur secara merata.
Kemudian dibuat lubang tanam dengan ukuran 30 x 30 x 30 cm (p x l x t). Tanaman
nilam rentan terhadap penggenangan oleh karena itu apabila tanah banyak
mengandung air, maka harus dibuat parit-parit pembuangan air sehingga air yang
berlebihan dapat dikurangi, serta untuk menghindari serangan hama dan penyakit.
Lebar parit 30 – 40 cm dan dalamnya 50 cm.
Pengolahan
tanah pada lahan miring harus dilakukan dengan mengikuti garis kontur, atau
melintang lereng. Pengolahan dengan cara demikian mempunyai kelebihan karena
akan terbentuk tangga untuk menghambat aliran air permukaan dan menghindari
terjadinya erosi.
No comments:
Post a Comment