Thursday 7 March 2013

PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN NILAM


PENGENDALIAN PENYAKIT PADA TANAMAN NILAM

A. Penyakit layu bakteri
Penyakit layu bakteri disebabkan oleh bakteri Ralstonia solanacearum, merupakan salah satu penyakit yang menyebabkan kerugian cukup besar bagi petani nilam.

Gejala serangan yang ditimbulkan berupa kelayunan pada tanaman muda maupun tua, dan dalam waktu singkat menimbulkan kematian tanaman. Untuk menanggulangi penyakit tersebut telah dilakukan berbagai upaya antara lain secara kimiawi namun belum memberikan yang memuaskan.
Penyakit layu bakteri dapat menulari tanaman nilam dari tanaman inang yang sudah ada pada lahan sebelum ditanami nilam, atau dari benih yang telah mengandung penyakit. Untuk mencegah tertularnya tanaman, sebaiknya sebelum tanam terlebih dahulu diperhatikan tanaman apa saja yang telah ada dilahan yang akan ditanami dan yang lebih penting yaitu hindari pengambilan setek dari tanaman yang telah tertular penyakit.

Cara yang paling efektif untuk menekan kerugian karena berkurangnya produksi yang disebabkan oleh serangan penyakit layu bakteri adalah menanam varietas yang tahan. Untuk mencegah penularan penyakit, benih yang akan ditanam harus bebas dari penyakit. Gejala penyakit layu bakteri yaitu tanaman layu, jadi setek jangan diambil dari tanaman yang telah layu.

B. Penyakit yang disebabkan oleh nematoda
Nematoda menyerang akar tanaman nilam, kerusakan akar menyebabkan berkurangnya suplai air ke daun, sehingga stomata menutup, akibatnya laju fotosintesa menurun. Beberapa jenis nematoda yang menyerang tanaman nilam antara lain Pratylenchus brachyurus, Meloidogyne incognita, Radhopolus similis.

Salah satu mekanisme ketahanan nilam terhadap nematoda adalah adanya kandungan fenol dan lignin. Senyawa fenol dan lignin merupakan proteksi alami dari tanaman terhadap factor biotic.
Penanggulangan serangan nematoda, selain dengan varietas yang tahan/toleran, juga dengan agen hayati (Pasteuria penetrans, Arthrobotrys sp., jamur penjerat nematoda, pestisida nabati (serbuk biji nimba, bungkil jarak), nematisida dan budidaya (pupuk organik dll) . Kombinasi nematisida (Furadan) bahan organik dan dolomit dapat menekan populasi nematoda sehingga meningkatkan produksi (terna).

Salah satu cara untuk mencegah penularan nematoda yaitu dengan menanam benih yang bebas dari nematoda. Gejala serangan nematoda terutama nampak pada warna daun yang berubah menjadi kecoklatan atau kemerahan. Disamping itu perlu diperhatikan tanaman inang yang telah ada dilokasi sebelum dipergunakan untuk menanam nilam. Tanaman inang bagi nematoda antara lain : pisang, jahe, tomat, kacang tanah dll.

C. Penyakit budog
Penyakit budog diperkirakan disebabkan oleh virus. . Gejala penyakit terlihat pada batang yang membengkak, menebal dan daun yang berkerut dan tebal, dengan permukaan bawah berwarna merah, permukaan atas daun menguning karena kekurangan unsur hara.
Sampai saat ini belum ditemukan bahan kimia yang efektif untuk mengendalikan penyakit budog dan belum ada varietas nilam yang tahan terhadap penyakit ini. Diduga penyebaran penyakit oleh serangga, oleh karena itu tindakan budidaya perlu diperhatikan antara lain penyemprotan dengan insektisida untuk mematikan serangga/ vektor, pergiliran tanaman, sanitasi kebun dan yang terpenting adalah menggunakan benih sehat. Tanaman yang sudah terserang penyakit tidak boleh diambil seteknya untuk perbanyakan.

PENGENDALIAN HAMA PADA TANAMAN NILAM
Hama-hama penting yang banyak menyerang tanaman ini adalah ulat penggulung daun, belalalng dan tungau merah, sedang penyakit pentingnya adalah penyakit layu bakteri, budok, dan penyakit akibat gangguan nematoda parasit. Serangan hama dan penyakit selain mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman, ternyata juga mampu mengakibatkan kematian tanaman. Oleh karena itu, pengendalian serangan hama dan penyakit dalam budidaya tanaman nilam merupakan salah satu faktor penting yang perlu dilaksanakan dengan baik.

Cara pengendalian hama/ulat-ulat tersebut terutama dengan menjaga kebersihan kebun dari gulma, pengikisan tanaman serta memangkas tanaman yang terserang dikumpulkan lalu dibakar. Untuk penyakit sama halnya dicabut , dikumpulkan lalu dibakar. Pengendalian dengan insektisida dan pestisida dapat juga dilakukan antara lain menggunakan ekstark mimba dan bio insektisida seperti beveria bessiana, metarrhizinia anisophia dengan dosis sesuai anjuran kemasan.
Penggunaan fungisida Dishare M-45 atau coboy dosis 0,3% dapat dilakukan untuk mengendalikan penyakit bercak daun dan pangkal batang daun, bususk akar. Pengendalian nematoda dengan menggunakan nematisida Furadan 3G (39Hm) bahan organic dan dolonit.

No comments:

Post a Comment