Varietas
unggul nilam
Tanaman
nilam adalah tanaman penghasil minyak atsiri, oleh sebab itu produksi, kadar
dan mutu minyak merupakan faktor penting yang dapat dipergunakan untuk
menentukan keunggulan suatu varietas. Disamping itu, karakter lainnya seperti
sifat ketahanan terhadap penyakit juga merupakan salah satu indikator penentu.
Banyak faktor yang mempengaruhi kadar dan mutu minyak nilam, antara lain,
genetik (jenis), budidaya, lingkungan, panen dan pasca panen.
Produksi
minyak
Rata-rata
produksi minyak nilam Indonesia masih sangat rendah yaitu 97.53 kg/ha (th.
2002), rendahnya produksi minyak disebabkan rendahnya produksi terna (4-5
ton/ha terna kering) dan kadar minyak (1- 2%) yang rendah pula. Pada umumnya
petani menanam jenis nilam yang kurang jelas asalnya atau disebut jenis lokal,
di lokasi-lokasi tertentu seperti Ciamis, jenis lokal lebih unggul dari
beberapa varietas yang dilepas, namun dilokasi lainnya keunggulannya tidak
tampak sehingga jenis lokal Ciamis dapat dianggap unggul lokal.
Mutu
minyak ditentukan oleh sifat fisika-kimia minyaknya, faktor yang paling
menentukan mutu minyak nilam adalah kadar patchouli alkohol (PA). PA merupakan
komponen terbesar (50 – 60%) dari minyak (Walker, 1969) dan memberikan bau
(odour) yang khas pada minyak nilam, karena antara lain mengandung nor-
patchoulene. Penggunaan varietas nilam yang tepat, disertai teknik budidaya
yang baik, panen dan pengolahan bahan yang sesuai akan menghasilkan produksi
minyak tinggi.
Tanaman
nilam termasuk tanaman yang mudah tumbuh seperti tanaman herba lainnya. Namun
untuk memperoleh produksi yang maksimal diperlukan kondisi ekologi yang sesuai
untuk pertumbuhannya. Oleh karena itu diperlukan pengetahuan budidaya
tanaman nilam yang
benar. Dengan tehnik penanaman yang baik, kualitas dan kuantitas tanaman nilam
yang diperolehpun akan baik sehingga minyak atsiri yang dihasilkan mempunyai
kualitas yang baik juga.
Tinggi
tempat dan curah hujan
Nilam
dapat tumbuh dan berkembang di dataran rendah sampai pada dataran tinggi yang
mempunyai ketinggian 1.200 m diatas permukaan laut. Akan tetapi, nilam akan
tumbuh dengan baik dan berproduksi tinggi pada ketinggian tempat antara 50 –
400 m dpl . Pada dataran rendah kadar minyak lebih tinggi tetapi kadar
patchouli alkohol lebih rendah, sebaiknya pada dataran tinggi kadar minyak
rendah, kadar patchouli alkohol (Pa) tinggi.
Tanaman
ini menghendaki suhu yang panas dan lembab, serta membutuhkan curah hujan yang
merata sepanjang tahun. Curah hujan yang diperlukan bagi pertumbuhan tanaman
nilam berkisar antara 2000- 2500 mm/th dengan penyebaran merata sepanjang
tahun,suhu optimum unuk tanaman ini adalah 24 – 28 %C dengan kelembaban lebih
dari 75 %
Agar
pertumbuhan dan produksi minyak nilam optimal, tanaman nilam memerlukan
intensitas penyinaran berkisar antara 75- 100 %. Pada tempat-tempat yang agak
terlindung, nilam masih dapat tumbuh dengan baik, tetapi kadar minyak lebih
rendah dari pada tempat terbuka. Nilam yang ditanam di bawah naungan akan
tumbuh lebih subur, daun lebih lebar dan tipis serta hijau, tetapi kadar
minyaknya rendah. Tanaman nilam yang ditanam di tempat terbuka, pertumbuhan
tanaman kurang rimbun, habitus tanaman lebih kecil, daun agak kecil dan tebal,
daun berwarna kekuningan dan sedikit merah, tetapi kadar minyaknya lebih
tinggi,sebaiknya pada awal pertumbuhan diberi sedikit naungan, karena nilam
rentan terhadap cekaman kekeringan.
Tanah
Tanah
yang subur dan gembur, kaya akan humus dan tidak tergenang dan mempunyai
kandungan minyak banyak, merupakan tanah yang sangat sesuai untuk tanaman
nilam. Jenis tanah yang paling sesuai adalah yang mempunyai tekstur remah,
seperti Andosol atau Latosol. Untuk tanah-tanah liat, diperlukan pengolahan
yang lebih intensif agar diperoleh kondisi yang optimal. Pada tanah-tanah yang
kurang humus, pemberian pupuk kandang sangat dianjurkan untuk memperbaiki
kesuburan dan kegemburan tanah.
No comments:
Post a Comment