Friday 10 May 2013

MENGENAL SINDROM METABOLIK


Apa itu Sindrom Metabolik?
Mungkin Anda tidak terlalu familiar dengan istilah Sindrom Metabolik. Berbeda dengan istilah obesitas ataupun insulin, Anda setidaknya pernah mendengar istilah-istilah tersebut. Dengan meningkatnya kesejahteraan hidup sebagian besar masyarakat di berbagai belahan dunia terjadinya obesitas bukan merupakan suatu hal yang aneh lagi. Pola makan yang kurang sehat serta kurangnya olah raga menjadi salah satu penyebab obesitas. Kemudian apa hubungannya obesitas, insulin serta Sindrom Metabolik ini, untuk mendapatkan jawabannya, simak lebih lanjut artikel berikut ini !

Sindrom Metabolik adalah kumpulan faktor resiko atau ketidaknormalan yang berhubungan erat dengan resistensi insulin sehingga meningkatkan resiko terjadinya penyakit jantung dan kencing manis/diabetes melitus tipe2. Resistensi insulin adalah suatu keadaan yang sering kali tidak terlihat atau tidak disadari, dimana tubuh tidak dapat merespon terhadap insulin. Kondisi resitensi insulin ini menjadi pemicu timbulnya diabetes tipe 2.

Mengenai Insulin tentunya sudah banyak yang paham, namun demikian untuk kelengkapan informasi insulin adalah hormon yang diproduksi oleh pankreas dan dibutuhkan untuk melakukan metabolisme normal dari gula, lemak dan protein. Adanya insulin memungkinkan sejumlah gula di dalam darah masuk ke dalam sel ( contohnya sel otot dan hati) sebagai sumber tenaga. Pada kondisi resisten insulin, tubuh tidak dapat menangkap gula dengan baik, sehingga menyebabkan terjadinya penumpukan gula di dalam darah.
Jumlah individu overweight dan obese yang terus meningkat tajam di seluruh dunia merupakan pemicu utama dari tingginya angka kejadian kondisi sindromik metabolik.

Keadaan yang berhubungan dengan Sindrom Metabolik

Keadaan yang berhubungan dengan sindrom metabolik dan terkait dengan penyakit jantung yaitu :

Ø Peningkatan tekanan darah
Ø Obesitas abdominal/sentral
Yaitu obesitas yang terkonsentrasi di daerah perut, ditandai dengan meningkatnya lingkar pinggang/perut
Ø Resistensi insulin
Ø Gangguan Lemak
Ditandai dengan meningkatnya konsentrasi trigliserida, konsentrasi apolipoprotein B dan jumlah partikel small dense LDL, serta diikuti dengan penurunan konsentrasi kolestrol HDL
Ø Resistensi insulin
Ø Kondisi proinflamasi (Proinflamasi berperan dalam proses peradangan)
Ditandai dengan meningkatnya high sensitivity C-Reactive Protein (hsCRP))
Ø Kondisi protrombotik (Protrombotik berperan dalam proses pembekuan darah)
Ditandai dengan meningkatnya Plasminogen Activator Inhibitor-1 (PAI-1) dan fibrogen.

Bagaimana Gejala Sindrom Metabolik?

Seseorang dikatakan mengalami Sindrom Metabolik apabila :
d Lingkar perut pada pria >90 cm dan wanita > 80 cm
Selain ciri diatas, diperkuat dengan 2 ciri dari 4 ciri berikut ini :
d Tekanan darah > 130/ > 85 mmHg
d Konsentrasi Trigliserida (TG) > 150 mg/dL
d Konsentrasi kolestrol HDL (HDL-C) pria < 40 mg/dL dan wanita < 50 mg/dL

Obesitas sentral sering disertai dengan munculnya resiko metabolik yang dapat memicu terjadinya berbagai komplikasi pada tubuh manusia.

Faktor resiko metabolik antara lain :
§ Asam urat meningkat
§ Peradangan (inflamasi) kronis
§ Gangguan metabolisme lemak
§ Tekanan darah meningkat
§ Kerusakan pembuluh darah
§ Konsentrasi gula darah meningkat

Pengelolaan Sindrom Metabolik

The National Cholesterol Education Program Adult Treatment Panel III (NCEO-ATP III) mendapatkan bahwa sindrom metabolik merupakan tanda untuk memperbaiki gaya hidup yang lebih sehat yaitu meliputi diet, latihan fisik dan terapi obat. Penurunan berat badan secara bermakna dapat memperbaiki semua aspek dari sindrom metabolik. Begitu juga peningkatan aktivitas fisik dan pengurangan asupan kalori akan memperbaiki abnormalitas sindrom metabolik. Perubahan diet spesifik ditujukan terhadap aspek-aspek tertentu dari sindrom metabolik seperti :

¶ Mengurangi asupan karbohidrat dengan kandungan gula tinggi untuk menurunkan kadar gula darah dan trigliserida
¶ Mengurangi asupan lemak jenuh untuk menurunkan resistensi insulin
¶ Mengurangi asupan garam untuk menurunkan tekanan darah

Diet yang terdiri dari buah-buahan, sayur-sayuran, biji-bijian, lemak tak jenuh dan produk susu rendah lemak bermanfaat pada sebagian besar individu dengan sindrom metabolik. Dokter keluarga efektif dalam membantu pasien merubah gaya hidupnya melalui pendekatan individual untuk menilai adanya faktor-faktor resiko spesifik, intervensi terhadap faktor-faktor resiko tersebut serta membantu pasien dalam mengidentifikasi hambatan yang dialami dalam upaya merubah perilaku.

No comments:

Post a Comment