Pembangunan Kebun Entres
(a) Pemilihan lokasi
Kebun entres disebut juga dengan kebun kayu okulasi. Kebun entres merupakan kebun penghasil mata tunas yang akan
digunakan sebagai batang atas dalam perbanyakan tanaman karet secara okulasi.
Di kebun entres ditanam klon-klon unggul karet anjuran
komersial.
Lokasi kebun entres sebaiknya memenuhi syarat : topografi datar
dengan kemiringan 0-10, dekat dengan jalan dan sumber air, tidak tergenang air,
mudah diawasi/dicapai, lokasi bebas dari sumber penyakit, memiliki struktur dan
tekstur tanah yang baik dan dekat dengan lokasi pembibitan batang
(b) Persiapan
lahan
Sebelum melakukan
pengolahan tanah, semua pohon ditumbang, akar dibongkar bersih dan dikumpulkan
di luar areal. Pengolahan
tanah untuk pembangunan kebun entres sebaiknya dilakukan dengan mekanis penuh.
Tujuannya adalah untuk mengurangi tingkat serangan penyakit JAP. Di
kebun entres , peluang terjangkitnya
tanaman dengan penyakit JAP adalah lebih besar, karena populasi tanaman lebih
tinggi (8.000 s.d. 9.000 pohon/ha).
Populasi tanaman yang tinggi akan menyebabkan kontak akar semakin
cepat dan kelembabannya lebih tinggi. Pengolahan tanah dilakukan secara mekanis
penuh, seperti pengolahan tanah untuk pembibitan batang bawah.
(c) Penanaman dan tata ruang
Dalam setiap kebun entres biasanya terdapat beberapa jenis klon anjuran.
Untuk memudahkan penanaman, pemeliharaan, pemanenan dan mencegah tercampurnya
antar klon, maka setiap klon ditanam pada petak yang terpisah dengan klon lain.
Setelah selesai pengolahan tanah, dilakukan pengajiran jarak tanam. Jarak tanam
di kebun entres adalah 1 m x 1 m (mata lima atau segi empat). Setelah dipotong 10 dari luas lahan untuk
kebutuhan jalan, maka dengan jarak tanam seperti itu, jumlah pohon entres per hektar adalah 9.000 pohon. Ukuran lobang
tanaman adalah 60 cm x 40 cm x 60 cm dan tiap lobang diberi pupuk posfat alam
(RP) sebanyak 250 gram dua minggu sebelum tanam. Guna menjamin kemurnian klon,
maka bahan tanam yang digunakan untuk keperluan kebun entres adalah bahan tanam
yang telah mendapat rekomendasi dari Balai Penelitian di lingkup Pusat
Penelitian Karet. Bahan tanam yang
lazim digunakan untuk penanaman di kebun entres
adalah bahan tanam polybag yang telah berpayung daun dua.
Klon Anjuran Komersial terdiri dari: Klon penghasil lateks: BPM 24, BPM 107,
BPM 109, IRR 104, PB 217 dan PB 260, Klon penghasil lateks-kayu: BPM 1, PB 330,
PB 340, RRIC 100, AVROS 2037, IRR 5, IRR 32, IRR 39, IRR 42, IRR 112 dan IRR
118, dan klon penghasil kayu: IRR 70, IRR 71, IRR 72, dan IRR 78.
(d) Pemurnian
kebon entres
Kemurnian klon di
kebun entres perlu selalu dipertahankan. Ada kemungkinan
tumbuh tunas liar dari batang bawah pada awal tanam atau tercampurnya bahan
tanam yang digunakan untuk kebun entres dengan klon lain. Oleh karena itu, perlu
dilakukan pemurnian klon. Pemurnian klon yang pertama adalah pada saat tanaman
memiliki 4-5 payung daun (umur 8-10 bulan) dan selanjutnya setiap dua tahun.
Pekerjaan pemurnian klon biasanya dilakukan oleh tenaga dari Balai Penelitian
yang profesional di bidang identifikasi klon. Identifikasi dilakukan terhadap
semua pohon yang ada dan pohon yang tidak sesuai klon yang ada dibongkar dan
kemudian disisip dengan klon yang ada sebelumnya. Untuk mempertahankan kejaguran klon,
sebaiknya kebun entres diremajakan setiap 10 tahun. Alasan dilakukan
peremajaan kebun entres setiap 10 tahun adalah karena sifat
juvenilitas tunas entres yang diambil akan semakin berkurang dengan
bertambahnya umur tanaman. Di samping itu, dalam tempo 10 tahun sudah
dihasilkan klon-klon terbaru yang lebih unggul dari klon sebelumnya. Berkurangnya sifat juvenilitas tanaman
berarti tanaman mengarah ke fase pertumbuhan dewasa, pertumbuhan vegetatif menjadi lemah dan cenderung untuk cepat
berbunga. Jika mata okulasi diambil dari pohon entres yang berumur lebih 10
tahun, maka dikhawatirkan pertumbuhan vegetatif (pertumbuhan lilit batang)
menjadi lebih lambat dan tanaman cepat berbunga. Hal ini akan memperlambat masa
tanaman belum menghasilkan. Pada tanaman karet, masa juvenilitas yang kuat
sebenarnya adalah 3 - 4 tahun dan setelah itu tanaman memasuki fase dewasa yang
dicirikan oleh berbunganya tanaman dan pertumbuhan vegetatif menjadi lemah.
Pada kebun entres masa 10 tahun dapat dipertahankan bersifat
juvenil, karena setiap tahun pohon selalu dipangkas. Pemotongan tajuk mendekati
permukaan tanah adalah merupakan salah satu tindakan untuk mempertahankan sifat
juvenilitas tanaman. Berdasarkan alasan tersebut di atas, maka sebaiknya tunas
tanaman produksi di lapangan yang berumur > 3 tahun sebaiknya tidak
digunakan sebagai sumber entres .
Alasannya adalah karena disamping tidak dilakukan pemangkasan setiap tahun,
sifat juvelisitasnya sudah berkurang, kemurnian klon tidak dijamin dan dapat
merusak pertajukan pohon.
(e)
Pemeliharaan
Pemeliharaan tanaman di kebun entres
meliputi penyiangan, pemangkasan, pemupukan, pengendalian, dan pemberantasan
penyakit. Penyiangan terhadap gulma/rumput terutama pada enam bulan pertama
setelah tanam dilakukan secara manual menggunakan cangkul dengan rotasi 2 - 3
bulan sekali tergantung pada pertumbuhan gulma. Setelah 6 bulan tanam atau pada
saat batang sudah berwarna coklat, penyiangan secara kemis dengan rotasi 3
bulan sekali dapat dilakukan, tetapi harus hati-hati karena dapat merusak pohon
entres jika kontak langsung dengan herbisida. Tunas
yang tumbuh pada batang entres harus segera dibuang saat masih muda dengan
rotasi dua minggu sekali. Untuk memperoleh pertumbuhan entres yang baik, perlu dilakukan pemupukan yang teratur. Pemupukan
dilakukan dengan menggunakan Urea, TSP, KCI, dan Kieserit masing-masing dengan
dosis seperti tertera pada Tabel 2. Pemupukan dilakukan dengan cara menabur
pupuk di antara barisan tanaman secara merata. Pada saat pemupukan, keadaan
tanah lembab dan bebas gulma. Penyakit yang umum dijumpai di kebun entres hampir sama dengan penyakit yang umum
menyerang tanaman di pembibitan. Cara pengendalian dan pemberantasannya sama
dengan pengendalian penyakit di pembibitan lapangan.
Tabel 2. Pemupukan tanaman di kebun entres
g/pohon
Umur (tahun)
|
Urea
|
TSP
|
KCL
|
Kieserit
|
1
|
30
|
25
|
25
|
10
|
2
|
40
|
30
|
30
|
10
|
>3
|
60
|
30
|
40
|
15
|
Sumber: Balai Penelitian Sungei Putih (2004)
(f). Pemanenan dan pengepakan
Untuk okulasi pada batang bawah berumur 7-12 bulan, di mana pada saat
okulasi batang sudah berwarna coklat, entres
dapat dipanen pada umur 8 bulan s.d. 1 tahun. Pada tahun
pertama, dari satu pohon entres hanya dapat diperoleh 1 batang entres . Entres dipanen dengan
pemotongan batang pada ketinggian 30 - 40 cm dari permukaan tanah atau di atas
karangan mata daun dan arah potongan 450 miring. Luka bekas potongan
dioles dengan TB 192. Satu sampai dua minggu setelah pemotongan entres , biasanya akan tumbuh banyak
tunas dari mata-mata tunas yang ada dibatang. Semua tunas di buang kecuali
disisakan dua tunas yang tumbuhnya jagur dengan posisi tumbuhnya seimbang dan
selanjutnya dipelihara untuk panen pada tahun kedua. Pembuangan tunas dilakukan
pada waktu tunas masih muda. Panen entres
kedua dilakukan dengan cara memotong
entres pada ketinggian 20 cm dari pangkal tempat
tumbuhnya. Pada panen kedua, dari setiap pohon entres akan diperoleh 2
cabang entres . Kemudian tunas yang
tumbuh dari setiap cabang hanya dipelihara dua tunas saja dan dipilih yang
terjagur. Pada panen ketiga/tahun ketiga sebanyak 3-4 cabang diperoleh dari
setiap pohon entres . Untuk
tahun-tahun berikutnya, agar pertumbuhan tunas normal, jumlah tunas yang
dipelihara per pohon entres sebaiknya tidak lebih dari 4. Jumlah mata
tunas okulasi per meter entres bervariasi yaitu 8-15 mata tergantung jenis
klon.
Untuk pengiriman
jarak jauh yang memerlukan waktu 2 hari, entres
harus dikemas dengan baik. Entres untuk okulasi coklat dipotong sepanjang 1
meter, kemudian kedua ujungnya dicelup dalam lilin cair untuk mengurangi
penguapan . Disiapkan serbuk gergaji lembab yang sudah matang dan kotak kayu
berukuran 50 cm x 50 cm x 120 cm yang dapat memuat 75 -100 potong entres . Sebelum memasukkan entres ke dalam kotak kayu, bagian bawah peti kayu
ditaburi serbuk gergaji lembab setebal 1-1,5 cm. Selanjutnya, entres disusun secara berlapis dan setiap lapis
ditaburi serbuk gergaji lembab. Selanjutnya peti entres di tutup dan
dipaku/dilat. Pengiriman jarak jauh sebaiknya tidak lebih dari 2 hari, karena
dapat menyebabkan mata tunas menjadi kering. Setelah tiba di tempat tujuan,
peti entres ditempatkan ditempat yang teduh dalam keadaan
terbuka dan entres segera dipakai. Untuk pengiriman jarak dekat
(maksimal 6 jam), entres dapat dikemas dalam pelepah pisang.
No comments:
Post a Comment