Sunday 19 May 2013

TANAMAN PENUTUP TANAH KEBUN KARET (MANFAAT DAN TEKHNIK APLIKASINYA)


Penanaman Tanaman Penutup Tanah

Manfaat tanaman penutup tanah kacangan adalah sebagai berikut : memperbaiki sifat fisik tanah sehingga menjadi lebih gembur, menambah bahan organik dalam tanah, mencegah erosi, mengurangi serangan penyakit JAP, mendorong perkembangan mikroorganisme, menambah unsur hara N, dan menekan pertumbuhan gulma. Jenis penutup tanah kacangan yang umum digunakan di perkebunan adalah campuran dari Centrosema pubescen (Cp), Calopogonium mucuniodes (Cm), dan Pueraria javanica (Pj) dengan perbandingan 2:8:5 (daya kecambah di atas 70). Penanaman kacangan segera dilakukan setelah persiapan lahan selesai dilakukan. Campuran biji Cp (2kg), Cm (8 kg), dan Pj (5 kg) dicampur dengan pupuk RP dengan perbandingan 1:1. Campuran biji kacangan tersebut ditanam secara larikan dengan 4-5 jalur/larikan pada tiap gawangan tanaman karet. Jarak jalur kacangan dengan barisan tanaman karet 1-1,5 m dan jarak antara jalur penanaman kacangan 0,75-1 m atau disesuaikan dengan jarak tanam karet.

Sistem penanaman kacangan dilakukan dengan cara membuat lobang dalam larikan dengan kedalaman kurang lebih 2 cm dan ke dalam lobang larikan ditaburkan campuran kacangan tersebut dan kemudian ditutup seperlunya dengan tanah. Pemakaian biji kacangan dapat ditambah jika daya kecambah < 70. Selain kacangan konvensional seperti di atas, penutup tanah kacangan jenis Mucuna bracteata (Mb) dapat digunakan. M. bracteata dapat diperbanyak melalui biji atau stek dan penyusuan. Karena kulit biji keras, biasanya pada kondisi biasa, biji Mb membutuhkan waktu lama untuk berkecambah. Upaya yang dilakukan untuk mempercepat perkecambahan adalah dengan menghilangkan kulit biji yang keras dengan bahan kimia atau secara mekanis (skarifikasi). Perendaman biji dalam larutan asam sulfat pekat (85) selama 30 menit menghasilkan daya kecambah 70 dalam jangka tiga hari. Perlakuan biji sebelum ditanam adalah sebagai berikut : Untuk setiap kilogram biji, diperlukan sebanyak 50 cc larutan asam sulfat pekat. Biji dimasukkan ke dalam wadah kaca atau plastik. Kemudian asam sulfat pekat (85) ditambahkan secara perlahan sambil biji diaduk dengan pengaduk yang terbuat dari kayu sampai terbentuk lapisan asam di seluruh permukaan biji. Lama pengadukan 30 menit. Dengan cara ini lapisan kulit biji yang keras yang mencegah absorbsi air akan dilarutkan dan akhirnya membentuk substansi warna hitam. Setelah perendaman/pengadukan, biji dipindahkan ke wadah lain yang berisi air. Kemudian air rendaman dituang dan air segar ditambahkan kembali. Selanjutnya biji dibilas beberapa kali untuk menghilangkan kulit biji. Selanjutnya biji dihamparkan di atas permukaan bahan yang menyerap seperti goni, kain atau kertas dan dikeringanginkan di bawah teduhan (sebentar). Setelah perlakuan tersebut biji segera ditanam di lapangan. Perlakuan skarifikasi biji secara mekanis dapat juga dilakukan dengan menggunakan kertas pasir atau bahan yang permukaannya kasar dan akan menghasilkan persentase perkecambahan sebesar 95 dalam waktu tiga hari. Kebutuhan jumlah biji per hektar tanaman karet adalah 200- 300 gram (daya kecambah 75). Selain dengan menanam biji langsung di lapangan, biji dapat ditanam sebelumnya di polybag kecil berukuran 12 cm x 7 cm (ukuran terlipat) yang telah diisi dengan tanah lapisan atas. Enam minggu setelah biji ditanam, tanaman dapat dipindahkan ke lapangan. Jumlah polybag yang diperlukan per hektar tanaman karet adalah 500 polybag. Jarak tanam didalam barisan adalah 4 m dan antar barisan adalah 5 m. Bersamaan dengan penanaman Mb, penanaman tanaman penutup tanah Mucuna cochinchinensis (Mc) dosis 4 kg/ha dapat dilakukan untuk mempercepat penutupan tanah. Mc adalah tanaman kacangan berumur pendek (4 bulan) dan cepat menutup tanah, sementara Mb akan menutup tanah setelah 6 bulan tanam.

2 comments:

  1. Bagaimana apabila PJ atau yang sejenis di aplikasi dengan sengon solomon jaguar?

    ReplyDelete