Penanaman Tanaman Penutup Tanah
Manfaat tanaman penutup tanah kacangan adalah sebagai berikut :
memperbaiki sifat fisik tanah sehingga menjadi lebih gembur, menambah bahan
organik dalam tanah, mencegah erosi, mengurangi serangan penyakit JAP, mendorong
perkembangan mikroorganisme, menambah unsur hara N, dan menekan pertumbuhan
gulma. Jenis penutup tanah kacangan yang umum digunakan di perkebunan adalah
campuran dari Centrosema pubescen (Cp),
Calopogonium mucuniodes (Cm), dan Pueraria javanica (Pj) dengan
perbandingan 2:8:5 (daya kecambah di atas 70). Penanaman kacangan segera
dilakukan setelah persiapan lahan selesai dilakukan. Campuran biji Cp (2kg), Cm
(8 kg), dan Pj (5 kg) dicampur dengan pupuk RP dengan perbandingan 1:1.
Campuran biji kacangan tersebut ditanam secara larikan dengan 4-5 jalur/larikan
pada tiap gawangan tanaman karet. Jarak jalur kacangan dengan barisan tanaman
karet 1-1,5 m dan jarak antara jalur penanaman kacangan 0,75-1 m atau
disesuaikan dengan jarak tanam karet.
Sistem penanaman kacangan dilakukan dengan cara membuat lobang dalam
larikan dengan kedalaman kurang lebih 2 cm dan ke dalam lobang larikan
ditaburkan campuran kacangan tersebut dan kemudian ditutup seperlunya dengan
tanah. Pemakaian biji kacangan dapat ditambah jika daya kecambah < 70.
Selain kacangan konvensional seperti di atas, penutup tanah kacangan jenis Mucuna bracteata (Mb) dapat digunakan. M. bracteata dapat diperbanyak melalui
biji atau stek dan penyusuan. Karena kulit biji keras, biasanya pada kondisi
biasa, biji Mb membutuhkan waktu lama untuk berkecambah. Upaya yang dilakukan
untuk mempercepat perkecambahan adalah dengan menghilangkan kulit biji yang
keras dengan bahan kimia atau secara mekanis (skarifikasi). Perendaman biji
dalam larutan asam sulfat pekat (85) selama 30 menit menghasilkan daya kecambah
70 dalam jangka tiga hari. Perlakuan biji sebelum ditanam adalah sebagai
berikut : Untuk setiap kilogram biji, diperlukan sebanyak 50 cc larutan asam
sulfat pekat. Biji dimasukkan ke dalam wadah kaca atau plastik. Kemudian asam
sulfat pekat (85) ditambahkan secara perlahan sambil biji diaduk dengan
pengaduk yang terbuat dari kayu sampai terbentuk lapisan asam di seluruh
permukaan biji. Lama pengadukan 30 menit. Dengan cara ini lapisan kulit biji
yang keras yang mencegah absorbsi air akan dilarutkan dan akhirnya membentuk
substansi warna hitam. Setelah perendaman/pengadukan, biji dipindahkan ke wadah
lain yang berisi air. Kemudian air rendaman dituang dan air segar ditambahkan
kembali. Selanjutnya biji dibilas beberapa kali untuk menghilangkan kulit biji.
Selanjutnya biji dihamparkan di atas permukaan bahan yang menyerap seperti
goni, kain atau kertas dan dikeringanginkan di bawah teduhan (sebentar).
Setelah perlakuan tersebut biji segera ditanam di lapangan. Perlakuan
skarifikasi biji secara mekanis dapat juga dilakukan dengan menggunakan kertas
pasir atau bahan yang permukaannya kasar dan akan menghasilkan persentase
perkecambahan sebesar 95 dalam waktu tiga hari. Kebutuhan jumlah biji per
hektar tanaman karet adalah 200- 300 gram (daya kecambah 75). Selain dengan
menanam biji langsung di lapangan, biji dapat ditanam sebelumnya di polybag kecil berukuran 12 cm x 7 cm
(ukuran terlipat) yang telah diisi dengan tanah lapisan atas. Enam minggu
setelah biji ditanam, tanaman dapat dipindahkan ke lapangan. Jumlah polybag yang diperlukan per hektar
tanaman karet adalah 500 polybag.
Jarak tanam didalam barisan adalah 4 m dan antar barisan adalah 5 m. Bersamaan
dengan penanaman Mb, penanaman tanaman penutup tanah Mucuna cochinchinensis (Mc) dosis 4 kg/ha dapat dilakukan untuk
mempercepat penutupan tanah. Mc adalah tanaman kacangan berumur pendek (4
bulan) dan cepat menutup tanah, sementara Mb akan menutup tanah setelah 6 bulan
tanam.
Bagaimana apabila PJ atau yang sejenis di aplikasi dengan sengon solomon jaguar?
ReplyDeleteTerima kasih
ReplyDelete